FEKDI x KKI 2024: Digitalisasi sebagai Pendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Keuangan Digital

Oleh : Imam Gunawan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta | Kamis, 10 Oktober 2024 - 20:24 WIB

INDUSTRY.co.id - Inovasi keuangan digital yang diterima di seluruh Masyarakat membuat Bank Indonesia menyelenggarakan Festival Ekonomi Digital (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Center pada 1-4 Agustus 2024. Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital semakin maju dan berkelanjutan. 

Acara tersebut mengusung tema “Sinergi Memperkuat Ekonomi dan Keuangan Digital serta Inklusif untuk Pertumbuhan Berkelanjutan”. Penyelenggaraan FEKDI x KK 2024 merupakan suatu upaya memperkuat ekonomi dan keuangan digital serta inovasi terhadap pertumbuhan ekonomi digital. 

Presiden  RI, Joko Widodo meluncurkan Bluepint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025–2030. Kini implementasi pembayaran digital dapat terealisasi dengan baik dari tahun-tahun sebelumnya. Ada tiga peran sebagai komponen penting dalam mewujudkan Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 yaitu masyarakat, asosiasi & industri, dan otoritas. Diantara ketiga komponen tersebut perlu adanya sinergitas dan kolaborasi.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam pidato pembukaannya menyatakan bahwa transformasi digital merupakan kunci untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional. 

"FEKDI 2024 diharapkan dapat mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mempercepat adopsi teknologi digital, sehingga dapat menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan efisien," ujar Perry.

FEKDI X KKI 2024 juga merupakan wadah terhadap kolaborasi antar kebijakan dan penampilan berbagai produk dan inovasi, penerapan kebijakan serta pencapaian atas target dalam pengembangan ekonomi dan keuangan digital. Sedangkan Karya Kreatif Indonesia merupakan perayaan atas pengembangan UMKM seperti pameran produk unggulan UMKM dan berbagai aktivitas lainnya. 

Terselenggara FEKDI x KKI 2024 merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh kolaborasi antara Bank Indonesia dengan Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UMKM, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai sektor seperti Kementerian atau Lembaga, asosiasi, industri, UMKM, akademisi, dan masyarakat.

Pada Sabtu, 3 Agustus 2024 diadakan sesi Casual Talk yang dihadiri oleh berbagai pihak seperti Deputi Gubernur Bank Indonesia, Asisten Gubernur Bank Indonesia, Deputi IV Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI), dan lain-lain. 

Sesi Casual Talk tersebut memiliki tema “The Digital Leap: Paving the Way for Economic and Finance Transformation”. Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono memberikan sambutan pada acara tersebut. Beliau menyampaikan hampir 50 juta merchant sudah melakukan digitalisasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital.

Selanjutnya Deputi IV Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan FEKDI  2024 berhasil menyoroti pertumbuhan ekonomi dengan kolaborasi digital dan mendorong transformasi digital. Namun, Indonesia juga bisa melihat perkembangan  ekonomi digital negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Jerman, dan Singapura.

Hal tersebut bisa membantu mengindentifikasi elemen yang dibutuhkan untuk kekuatan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara diantaranya pasar konsumen terbesar, pertumbuhan pesat terhadap E-commerce,  kekayaan aset digital dan  kontribusi terhadap Produk Domestik Nasional (PDB). 

Karenanya, diperlukan upaya dalam akselerasi dan kolaborasi terhadap digital seperti visi Indonesia digital 2045. Hal ini juga sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Digital Economy Framework Agreement (DEFA).

Rudy Salahuddin juga menjelaskan tiga  tahap sebagai arah pengembangan digital Indonesia 2023 yaitu pertama adalah prepare merupakan perbaikan fondasi digital. Kedua, transform merupakan bentuk upaya transformasi untuk menjadikan masyarakat yang cerdas. Ketiga, lead merupakan memimpin ekonomi digital pada inovasi teknologi di masa depan.  

Dia pun menyampaikan terkait dengan intervensi strategis pengembangan ekonomi digital yang diklasifikasikan menjadi enam bagian. Terdiri atas Infrastruktur :  Adapun strategi imperatifnya adalah mutu, cakupan, dan computing edge.Human Capital, Strategi dalam human Capital adalah pendidikan formal, pemberdayaan tenaga kerja, dan life long training. 

Ketiga yakni Bussines Climate and Cyber Security. Imperatif startegis dalam hal ini berupa UMKM digital, Start up teknologi, digitalisasi sektor utama, dan keamanan siber. Keempat adalah  Bussines, Research, and Bussines Development. Poin keempat ini memiliki imperatif startegis dalam hal komitmen penelitian dan pengembangan dan budaya inovasi. 

Lalu kelima adalah Funding and Investment. Ada 2 imperatif startegis dalam funding and investment yaitu pengeluaran Teknologi Inovasi dan Komunikasi (TIK) dan ekosistem Value Capture (VC). Dan yang keenam yakni Policy and Regulation. Perlu adanya ketentuan dan pengaturan dalam intervensi imperatif startegis yaitu tata kelola pengaturan TIK dan kebijakan ekonomi digital lintas sektor. 

Kegiatan FEKDI x KKI 2024  tak hanya berbasis pada sosialisasi kebijakan dan pameran semata, tetapi juga dimeriahkan oleh berbagai hal seperti halnya music performance yang dihadiri oleh Afghan, Sandy Sandoro, Padi Reborn, KIM, dan Yura Yunita. Masyarakat juga sangat antusias mengikuti games menarik yang tersedia pada setiap both yang ada dan tentunya mendapatkan hadiah yang menarik.

Inovasi keuangan digital yang diterima di seluruh Masyarakat membuat Bank Indonesia menyelenggarakan Festival Ekonomi Digital (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Center pada 1-4 Agustus 2024. Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital semakin maju dan berkelanjutan. 

Acara tersebut mengusung tema “Sinergi Memperkuat Ekonomi dan Keuangan Digital serta Inklusif untuk Pertumbuhan Berkelanjutan”. Penyelenggaraan FEKDI x KK 2024 merupakan suatu upaya memperkuat ekonomi dan keuangan digital serta inovasi terhadap pertumbuhan ekonomi digital. 

Presiden  RI, Joko Widodo meluncurkan Bluepint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025–2030. Kini implementasi pembayaran digital dapat terealisasi dengan baik dari tahun-tahun sebelumnya. Ada tiga peran sebagai komponen penting dalam mewujudkan Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 yaitu masyarakat, asosiasi & industri, dan otoritas. Diantara ketiga komponen tersebut perlu adanya sinergitas dan kolaborasi.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam pidato pembukaannya menyatakan bahwa transformasi digital merupakan kunci untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional. 

"FEKDI 2024 diharapkan dapat mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mempercepat adopsi teknologi digital, sehingga dapat menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan efisien," ujar Perry.

FEKDI X KKI 2024 juga merupakan wadah terhadap kolaborasi antar kebijakan dan penampilan berbagai produk dan inovasi, penerapan kebijakan serta pencapaian atas target dalam pengembangan ekonomi dan keuangan digital. Sedangkan Karya Kreatif Indonesia merupakan perayaan atas pengembangan UMKM seperti pameran produk unggulan UMKM dan berbagai aktivitas lainnya. 

Terselenggara FEKDI x KKI 2024 merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh kolaborasi antara Bank Indonesia dengan Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UMKM, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai sektor seperti Kementerian atau Lembaga, asosiasi, industri, UMKM, akademisi, dan masyarakat.

Pada Sabtu, 3 Agustus 2024 diadakan sesi Casual Talk yang dihadiri oleh berbagai pihak seperti Deputi Gubernur Bank Indonesia, Asisten Gubernur Bank Indonesia, Deputi IV Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI), dan lain-lain. 

Sesi Casual Talk tersebut memiliki tema “The Digital Leap: Paving the Way for Economic and Finance Transformation”. Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono memberikan sambutan pada acara tersebut. Beliau menyampaikan hampir 50 juta merchant sudah melakukan digitalisasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital.

Selanjutnya Deputi IV Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan FEKDI  2024 berhasil menyoroti pertumbuhan ekonomi dengan kolaborasi digital dan mendorong transformasi digital. Namun, Indonesia juga bisa melihat perkembangan  ekonomi digital negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Jerman, dan Singapura.

Hal tersebut bisa membantu mengindentifikasi elemen yang dibutuhkan untuk kekuatan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara diantaranya pasar konsumen terbesar, pertumbuhan pesat terhadap E-commerce,  kekayaan aset digital dan  kontribusi terhadap Produk Domestik Nasional (PDB). 

Karenanya, diperlukan upaya dalam akselerasi dan kolaborasi terhadap digital seperti visi Indonesia digital 2045. Hal ini juga sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Digital Economy Framework Agreement (DEFA).

Rudy Salahuddin juga menjelaskan tiga  tahap sebagai arah pengembangan digital Indonesia 2023 yaitu pertama adalah prepare merupakan perbaikan fondasi digital. Kedua, transform merupakan bentuk upaya transformasi untuk menjadikan masyarakat yang cerdas. Ketiga, lead merupakan memimpin ekonomi digital pada inovasi teknologi di masa depan.  

Dia pun menyampaikan terkait dengan intervensi strategis pengembangan ekonomi digital yang diklasifikasikan menjadi enam bagian. Terdiri atas Infrastruktur :  Adapun strategi imperatifnya adalah mutu, cakupan, dan computing edge.Human Capital, Strategi dalam human Capital adalah pendidikan formal, pemberdayaan tenaga kerja, dan life long training. 

Ketiga yakni Bussines Climate and Cyber Security. Imperatif startegis dalam hal ini berupa UMKM digital, Start up teknologi, digitalisasi sektor utama, dan keamanan siber. Keempat adalah  Bussines, Research, and Bussines Development. Poin keempat ini memiliki imperatif startegis dalam hal komitmen penelitian dan pengembangan dan budaya inovasi. 

Lalu kelima adalah Funding and Investment. Ada 2 imperatif startegis dalam funding and investment yaitu pengeluaran Teknologi Inovasi dan Komunikasi (TIK) dan ekosistem Value Capture (VC). Dan yang keenam yakni Policy and Regulation. Perlu adanya ketentuan dan pengaturan dalam intervensi imperatif startegis yaitu tata kelola pengaturan TIK dan kebijakan ekonomi digital lintas sektor. 

Kegiatan FEKDI x KKI 2024  tak hanya berbasis pada sosialisasi kebijakan dan pameran semata, tetapi juga dimeriahkan oleh berbagai hal seperti halnya music performance yang dihadiri oleh Afghan, Sandy Sandoro, Padi Reborn, KIM, dan Yura Yunita. Masyarakat juga sangat antusias mengikuti games menarik yang tersedia pada setiap both yang ada dan tentunya mendapatkan hadiah yang menarik.