Forum Komunikasi Tenaga Layanan Perpustakaan Jadi Wadah Strategis Perkuat Peran Tenaga Layanan Perpustakaan

Oleh : Nina Karlita | Kamis, 03 Oktober 2024 - 12:01 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Tenaga layanan perpustakaan memiliki peran vital sebagai garda terdepan dalam memastikan keberhasilan perpustakaan di Indonesia. 

Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Joko Santoso, saat membuka Forum Komunikasi Tenaga Layanan Perpustakaan 2024 yang berlangsung secara hibrida pada Rabu (2/10/2024).

Dalam pidatonya, Joko Santoso mengapresiasi inisiatif penyelenggaraan forum ini sebagai langkah strategis untuk menghadapi tantangan dan tuntutan masyarakat terhadap layanan perpustakaan. Ia menegaskan bahwa forum ini memperkuat internal birokrasi agar lebih modern, responsif, dan inovatif.

"Forum ini adalah wadah strategis untuk memperkuat peran tenaga layanan perpustakaan sebagai frontliner. Keberhasilan atau kegagalan perpustakaan sangat bergantung pada mereka," ujarnya.

Joko juga menekankan peran penting pustakawan yang bukan sekadar penyedia informasi, tetapi juga sebagai pencerita atau pendongeng. Menurutnya, pustakawan dapat memantik diskusi dan membagikan pengetahuan melalui kisah-kisah inspiratif, baik dalam dunia sastra maupun bidang lainnya seperti bisnis, hukum, kedokteran, dan pendidikan.

"Pustakawan dapat menyampaikan kisah-kisah yang menginspirasi, membuat pengunjung tertarik pada buku yang mungkin sebelumnya kurang diminati," lanjutnya.

Selain itu, ia menyebutkan konsep human library, yang memungkinkan pengunjung meminjam manusia, dalam hal ini pustakawan, sebagai buku hidup. Pengunjung dapat melakukan percakapan mendalam yang membuka wawasan mereka melalui interaksi langsung.

"Pustakawan yang mampu bercerita dengan baik dapat menghidupkan koleksi perpustakaan, menciptakan pengalaman yang mendalam bagi pengunjung," tegasnya.

Dalam sesi diskusi, Puteri Indonesia DKI Jakarta 3 2023, Karisha Alifputri, menyoroti pesatnya perkembangan pengguna media sosial di Indonesia, yang kini mencapai hampir 180 juta. Menurutnya, perpustakaan harus memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook, YouTube, Instagram, dan TikTok untuk meningkatkan literasi, terutama di kalangan anak muda.

“Jika infrastruktur internet dapat menjangkau seluruh negeri, potensi untuk mendistribusikan informasi berkualitas akan semakin besar,” katanya. 

Karisha juga menambahkan bahwa TikTok, meski sering dianggap sebagai platform hiburan, memiliki potensi besar untuk menarik generasi muda ke perpustakaan.

Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Mariana Ginting, menekankan pentingnya perpustakaan untuk terus berinovasi dan memperkuat kolaborasi guna menghadapi perubahan teknologi informasi dan komunikasi.

“Forum komunikasi ini hadir untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antar tenaga layanan perpustakaan, agar dapat memberikan layanan yang relevan dan berkualitas kepada masyarakat,” jelasnya.

Acara yang berlangsung dari 2 hingga 4 Oktober 2024 ini dihadiri oleh 100 peserta dari 33 instansi di seluruh Indonesia, mulai dari Sumatra hingga Papua. Peserta terdiri dari pustakawan, tenaga layanan perpustakaan, pegiat literasi, dan praktisi yang peduli terhadap perkembangan literasi di tanah air.

Forum ini diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam mendorong inovasi dan modernisasi layanan perpustakaan di Indonesia, sehingga mampu menjawab tantangan zaman serta kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.