Jawab kebutuhan Dunia Industri, 86 Persen Mahasiswa Prodi Agribisnis President University Kerja Sebelum Lulus
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Prodi Agribisnis President University terbilang cukup berhasil dalam menjawab kebutuhan dunia industri. Pasalnya, prodi yang didirikan sejak 2022 lalu tersebut telah menjadi incaran para perusahaan khususnya di bidang agribisnis. Dimana 86 persen dari angkatan pertamanya telah berhasil diterima masuk praktik kerja (internship) di sejumlah perusahaan industri nasional dan multinasional.
"Dari 24 Mahasiswa, 19 diantaranya sudah masuk internship. Ada yang di Nestle bagian food control. Kemudian ada di Aion bagian food control khusus makanan Jepang, kemudian di farm Gondowangi, Farm Sinarmas dan lain-lain," terang Kaprodi Agribisnis President University, Agus Fernando, S.P., M.M., Ph.D. di Jakarta, Senin (30/9/2024).
Tak hanya itu, menurut Doktor (S-3) dari Universitas di Taiwan ini, banyak mahasiswanya yang belum lulus kuliah sudah diterima praktik kerja sebagai asisten tenaga ahli di Kementerian.
Kaprodi Agribisnis President University, Agus Fernando, S.P., M.M., Ph.D.
"Dan ada juga beberapa yang magang di Kementerian-kementerian terkait food estate, mereka disana bukan hanya terjun ke lapangan saja, namun mereka terlibat mengkonsultasikan merancang bagaimana food estate dapat menjadi satu kawasan ekonomi yang benar-benar bukan hanya untuk mempersiapkan makan rakyat, tapi dapat meningkatkan ekonomi masyarakat secara keseluruhan," jelas Agus.
Bahkan, lanjut Agus, para mahasiswa di tahun ketiga sudah mendapat kesempatan kerja sebelum mereka lulus.Â
"Kita punya program Boothcamp, ini hasil kolaborasi Prodi Agribisnis dengan sejumlah perusahaan industri perkebunan. Jadi kita memang ingin bentuk lulusan siap kerja atau Future Ready Graduate," jelasnya.
Menurut Agus, di Boothcamp ini para mahasiswa tingkat akhir akan mengikuti sebuah mata kuliah khusus yang diajarkan langsung oleh para praktisi dari perusahaan-perusahaan perkebunan seperti Sinarmas, Astra Agro Lestari, dan lainnya.Â
"Di Boothcamp ini, mereka selama satu tahun di-training, ibaratnya mereka masuk sekolah kedinasan, dan begitu mereka lulus, mereka akan diterima langsung kerja di sana," ujar Agus.
"Melalui program ini mahasiswa kita tidak mencari-cari lowongan kerja seperti sekarang kebanyakan," sambungnya.
Sementara itu disisi lain, bagi para mahasiswa yang memiliki keinginan untuk menjadi seorang enteurpreuner di bidang agribisnis, menurut Agus, President University juga telah mengembangkan program Startup Stream.
Dimana para mahasiswa dapat melakukan praktik-praktik inovasi teknologi melalui laboratorium khusus bernama Green Housining.Â
"Disini para mahasiswa dibimbing oleh dosen dan tenaga ahli dibidangnya. Bahkan kita undang pihak ketiga yakni pelaku usaha sukses di produk-produk holtikultura hingga sayur mayur yang memiliki nilai jual tinggi," terangnya.
Mahasiswa prodi Agribisnis President University Praktik Kerja Lapangan
Selain itu, sebagai bentuk pengakuan dunia industri agribisnis global, baru-baru ini, menurut Agus, prodi agribisnis President University juga menjalin kerjasama dengan Badan pangan dunia yang punya representative di Indonesia yaitu FAO (Food Agriculture Organization).
"Disini kami menjadi satu-satunya prodi agribisnis di Indonesia yang akan join sebagai farmernya untuk proyek-proyek FAO di bidang agrikultur, di bidang pertanian dalam rangka mengakselerasi food industry dan food technology, di Indonesia," jelas Agus.
"Ya, mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini kita sudah bisa launch projectnya dengan FAO," tandasnya.
Adapun terkait kesuksesan prodi agribisnis berkolaborasi dengan industri tak lepas dari metode ajar yang diterapkan oleh kampus berstandar internasional yang berada di jantung kawasan industri Jababeka, Cikarang ini.
Dimana, konsep perkuliahan menggunakan pendekatan praktis dan langsung yang meliputi studi kasus, pembelajaran berbasis proyek, kunjungan ke perusahaan, dan mengundang dosen tamu dari para profesional berpengalaman.Â
Dengan demikian mahasiswa memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang sektor agribisnis.Â
"Kita memang fokus kepada hal-hal yang benar-benar agribisnis yang poinnya adalah yang menjawab kebutuhan industri. Kita merancang kurikulum mengikuti tren agribisnis. Lalu dengan menerapkan bahasa pengantar seluruhnya berbahasa inggris benar-benar membentuk mahasiswa siap masuk industri global sejak bangku kuliah," tandas Agus.