Safari Literasi di Maluku Utara, Direskiman Aplikasi Peninsula Sibua Lestari

Oleh : Nina Karlita | Rabu, 25 September 2024 - 23:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Sofifi, Maluku Utara – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) terus menggencarkan upaya pengembangan potensi daerah melalui kepenulisan berbasis kearifan lokal. Langkah ini dilakukan untuk mendorong lahirnya penulis-penulis daerah yang mampu menuliskan kekayaan budaya lokal agar dapat dikenal oleh khalayak luas.

"Ini adalah kesempatan emas bagi masyarakat Maluku Utara untuk lebih dalam menggali potensi lokal dan budaya yang ada di sini," ujar Penjabat (PJ) Gubernur Maluku Utara, Samsuddin Abdul Kadir, dalam pembukaan acara safari literasi "Duta Baca Indonesia Berdaya dengan Buku" di Sofifi, Rabu (25/9/2024).

Menurut Samsuddin, menulis bukan hanya sekadar mengekspresikan ide, tetapi juga menjadi cara menyimpan ingatan dan merekam peradaban. Ia sangat mengapresiasi masyarakat yang memiliki dedikasi tinggi untuk mempromosikan Maluku Utara melalui karya tulis.

Pada acara yang sama, Samsuddin juga meresmikan aplikasi Peninsula Sibua Literasi, sebuah inovasi yang diinisiasi oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara. Aplikasi ini dirancang untuk meningkatkan minat baca serta mendukung para penulis lokal melalui sinergi lintas sektor. 

"Sibua" dalam bahasa setempat berarti "rumah" atau "tempat berkumpul," yang menggambarkan tempat bagi masyarakat untuk membaca, menulis, dan mengembangkan keterampilan lainnya.

"Inovasi ini sangat penting dan harus terus dikembangkan di Maluku Utara," kata Samsuddin.

Pustakawan Utama Perpusnas, Abdullah Sanneng, turut menyambut baik inisiatif pemerintah daerah dalam mendukung penulis lokal melalui aplikasi ini. Menurutnya, langkah ini membantu melestarikan peradaban dan kekayaan budaya Maluku Utara, serta mempercepat pembangunan literasi di wilayah Indonesia Timur.

"Kami sangat mengapresiasi karena ini adalah bagian penting dari percepatan pembangunan literasi, khususnya di Indonesia Timur, yang tidak bisa dilakukan sendirian. Kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan," ungkap Abdullah.

Dalam sesi diskusi, Akademisi dari IAIN Ternate, Agus Salim Bujang, menyampaikan bahwa potensi daerah dan kearifan lokal bisa menjadi tema utama dalam penulisan. Menurutnya, ada tiga aspek penting dari menulis terkait pemeliharaan budaya di Maluku Utara: penguatan kekayaan budaya, pengembangan potensi keterampilan daerah, serta promosi kearifan lokal.

Sementara itu, Bahrain Ta'ib, akademisi dari Universitas Khairun Ternate, menekankan pentingnya budaya membaca dan menulis yang dimulai dari keluarga. Ia menyebut bahwa literasi generasi muda, terutama dalam menghadapi bonus demografi, sangat dipengaruhi oleh kesiapan psikologis para orang tua.

"Kesiapan generasi muda untuk tanggap literasi sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan budaya literasi dalam keluarga," pungkas Ta’ib.