Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca di Bengkulu, Gubernur Rohidin Tegaskan Komitmennya

Oleh : Nina Karlita | Selasa, 24 September 2024 - 21:19 WIB

INDUSTRY.co.id - Bengkulu – Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menegaskan bahwa Bengkulu adalah satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki kewenangan khusus untuk mengelola perpustakaan melalui instruksi gubernur. 

"Aturan ini mewajibkan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Bengkulu untuk memiliki perpustakaan khusus atau pojok baca," kata Rohidin. 

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Pembudayaan Kegemaran Membaca di Balai Raya Semarak, Kota Bengkulu, pada Selasa (24/9/2024).

Rohidin menekankan bahwa regulasi ini menunjukkan komitmen dan keseriusan Bengkulu dalam membangun budaya membaca. Sebelumnya, pemerintah provinsi juga telah menetapkan Peraturan Daerah (Perda) yang mewajibkan adanya perpustakaan desa berbasis inklusi sosial di setiap desa. 

“Ini kami lakukan untuk mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) di Provinsi Bengkulu,” ujar Rohidin.

Tak hanya perpustakaan umum dan khusus, perpustakaan di rumah ibadah juga mendapat perhatian pemerintah Bengkulu. Setiap rumah ibadah didukung dengan koleksi buku, rak pajang, dan komputer untuk memperkuat literasi.

Hingga saat ini, delapan dari sepuluh kabupaten/kota di Bengkulu telah memiliki gedung perpustakaan daerah yang dibangun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat. 

“Ini adalah pencapaian luar biasa dalam pemenuhan infrastruktur. Namun, apakah ini berdampak langsung pada kegemaran membaca, itu yang perlu kita kawal bersama,” jelas Nurhadisaputra, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional (Perpusnas).

Namun, Nurhadisaputra menambahkan bahwa masih terdapat sejumlah permasalahan dalam pembangunan literasi, seperti pemahaman konsep literasi yang berbeda di kalangan pegiat, kurangnya sumber bacaan yang sesuai dengan minat, serta program literasi yang kurang relevan dengan tujuan pembangunan.

Budi Prasetyo, Pelaksana Harian Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas Kemenko PMK, menambahkan bahwa dampak mikro dari membaca adalah memperluas sudut pandang dan meningkatkan sikap kritis, sementara dampak makronya terlihat pada meningkatnya tradisi diskusi yang positif. 

“Di Indonesia, pola role model dalam aktivitas membaca sangat berpengaruh. Jika orang tua tidak gemar membaca, jangan harap anak-anak akan gemar membaca,” ujarnya.

Sementara itu, pegiat literasi Merawati May menekankan bahwa membaca dapat melahirkan karya sastra dan membuka pengalaman baru. 

“Sastra adalah produk budaya yang mencerminkan perkembangan masyarakat. Dengan membaca, kita dapat berkembang di dunia,” tuturnya.

Kegiatan Sosialisasi Kegemaran Membaca ini merupakan bagian dari Aksi Nyata Pembudayaan Literasi, Inovasi, dan Kreativitas tingkat nasional yang dipusatkan di Bengkulu. Pada kegiatan tersebut, Perpusnas juga memberikan Bantuan Buku Bermutu kepada berbagai perpustakaan dan taman baca di Bengkulu, termasuk 166 titik bantuan untuk perpustakaan desa dan Taman Baca Masyarakat (TBM).