FishLog Gelar Penanaman 5000 Pohon Mangrove di Muara Gembong

Oleh : Wiyanto | Senin, 23 September 2024 - 19:16 WIB

INDUSTRY.co.id-Bekasi - Bertepatan dengan Hari Maritim Nasional, FishLog bekerjasama dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan UNDP Indonesia menggelar Penanaman 5.000 Pohon Mangrove untuk Perlindungan dan Kesehatan Ekosistem Pesisir di Muara Gembong, Senin (23/9/2024).

Agenda yang termasuk dalam rangkaian Catalytic Fund Program 2024 ini, merupakan upaya strategis dalam membangun kesadaran yang lebih luas, guna menjadi ajakan konkret bagi Industri perikananan lainnya untuk turut serta dalam menjaga ekosistem laut.

"Kenapa kami memilih Muara Gembong, karena kami melihat potensi yang cukup besar, bahwa program ini dapat dilaksanakan secara keberlanjutan," ujar COO FishLog Abdul Halim dalam sambutannya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, FishLog sendiri telah melaksanakan 4 program dalam upaya menciptakan ekosistem berkelanjutan bagi nelayan, diantaranya yakni Program Literasi Keuangan yang ditujukan kepada para istri nelayan, Pendidikan Karakter bagi anak-anak nelayan, Manajemen limbah dan yang terakhir yakni menjaga ekosistem salah satunya melalui penanaman mangrove ini.

"Langkah ini bertujuan untuk menciptakan sebuah gerakan kolektif di sektor perikanan yang menempatkan keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan sebagai prioritas, guna memastikan masa depan yang lebih baik bagi industri dan ekosistem laut," tutur Abdul Halim.

Menyambut hal tersebut, Camat Muara Gembong Sukarmawan menuturkan, pihaknya selalu mendukung kegiatan yang digalakkan oleh FishLog sebagai startup yang bergerak di bidang perikanan, dimana Muara Gembong sendiri hingga saat ini memiliki berbagai potensi laut yang belum dikelola dengan baik. Harapannya dengan berjalannya program-program yang diinisiasi FishLog di wilayanya, dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan wilayah Muara Gembong pada umumnya.

"Saya sangat menyambut baik kegiatan-kegiatan yang digagas oleh FishLog, saya terkesan kepedulian lingkungan FishLog tidak hanya pada tataran penanaman mangrove." tutur Sukarmawan.

Di tempat yang sama, Kepala Divisi Penyaluran Dana Program BPDLH, Lia Kartikasari mengapresiasi terselenggaranya penanaman 5000 bibit mangrove ini, harapannya FishLog dapat menginspirasi pelaku bisnis lain akan pentingnya kesadaran menjaga lingkungan.

"Kami menghargai dan mengapresiasi segala kegiatan yang dilakukan oleh investor dalam hal ini FishLiog, dalam upaya menjadi patern untuk industri perikanan dengan mempraktekkan pengambilan keputusan dan operasi bisnis yang sadar lingkungan, harapan kami dapat diapresiasi dan diadopsi legi oleh tempat dan investor-investor yang lain," tuturnya.

Technical Coordinator Impact Investing UNDP, Cindy Colodam yang juga memberikan sambutan menjelaskan, Catalytic Fund Program ini telah berjalan dari akhir tahun lalu, dimana FishLog telah memberikan akses pelatihan kepada lebih dari 100 Ibu Rumah Tangga Komunitas Nelayan, membangun kesadaran terhadap lingkungan kepada lebih dari 200 anak-anak di wilayah pesisir, pengolahan limbah dan melalui kegiatan hari ini yakni mitigasi perubahan iklim. "Dengan ini kami berharap dengan adanya kegiatan penanaman mangrove, FishLog dan Kecamatan Muara Gembong dapat menginspirasi sektor swasta lain untuk terus mendorong kesadaran terhadap lingkungan," tuturnya.

Sebagai informasi, Ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi, khususnya di wilayah pesisir. Mangrove berfungsi sebagai pelindung alami terhadap abrasi pantai, tempat pemijahan bagi berbagai jenis ikan, dan penyerap karbon yang signifikan dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Di Indonesia, yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia, mangrove menjadi komponen vital dalam perlindungan ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, ekosistem mangrove menghadapi tekanan yang semakin besar akibat aktivitas manusia, seperti alih fungsi lahan, penebangan ilegal, dan pencemaran. Degradasi ini tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati, tetapi juga mengurangi kemampuan wilayah pesisir untuk menahan dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan air laut dan badai tropis.