Agenda Besar Dibalik Susu Ikan Program Prabowo Gibran
INDUSTRY.co.id, Jakarta –Indonesia menghadapi tantangan besar dalam produksi susu sapi, di mana inseminasi buatan pada 2024 belum cukup untuk memenuhi kebutuhan susu nasional.
Menurut Badan Pusat Statistik, hanya sekitar 22,7% kebutuhan susu yang dipenuhi dari produksi dalam negeri, sementara sisanya diimpor. Untuk mengatasi ketergantungan ini, pemerintah mulai mencari alternatif, salah satunya dengan meluncurkan susu ikan sebagai solusi inovatif guna memastikan kebutuhan nutrisi masyarakat tetap tercukupi.
Mengutip CNBC, Tren konsumsi susu ikan bukanlah hal baru di beberapa negara. Di negara-negara seperti Jepang dan Korea, produk olahan ikan seperti bubuk protein ikan telah lama menjadi bagian dari diet sehari-hari. Penggunaan susu atau bubuk protein ikan semakin populer di negara-negara ini karena kandungan proteinnya yang tinggi, serta manfaat kesehatan seperti peningkatan kesehatan otak dan kardiovaskular. Selain itu, di Afrika dan India, susu ikan mulai diadopsi sebagai solusi untuk memperkuat ketahanan pangan di tengah keterbatasan sumber protein lain
Data dari Future Markets Insights menunjukkan bahwa pasar bubuk protein ikan diproyeksikan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 6,6% dari 2024 hingga 2034. Pertumbuhan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan terhadap makanan olahan yang mengandung bahan berkualitas tinggi, terutama di negara-negara dengan populasi non-vegetarian yang besar seperti India, Tiongkok, dan Jepang. Di negara-negara ini, susu dan bubuk ikan digunakan tidak hanya dalam produk makanan manusia, tetapi juga dalam industri pakan ternak dan akuakultur.
Susu ikan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan susu sapi, salah satunya adalah kandungan proteinnya yang lebih tinggi, serta tingkat penyerapan yang mencapai 96%. Selain itu, susu ikan bebas alergen dan mengandung omega-3, EPA, dan DHA yang sangat penting untuk perkembangan otak dan kesehatan jantung. Dengan demikian, susu ikan tidak hanya menjadi solusi jangka pendek untuk mengatasi kekurangan pasokan susu sapi, tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan jangka panjang yang sangat signifikan bagi konsumen.
Namun, tantangan utama dalam produksi susu ikan di Indonesia adalah adaptasi industri perikanan untuk dapat memproduksi secara massal. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya laut yang melimpah, teknologi pengolahan susu ikan masih memerlukan pengembangan agar dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional. Selain itu, efisiensi produksi juga menjadi perhatian penting, terutama dalam hal waktu pemrosesan dan kapasitas produksi di tingkat industri.
Dengan inovasi seperti susu ikan, Indonesia dapat lebih mandiri dalam hal ketahanan pangan, khususnya dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Sebagai negara dengan perairan yang kaya, susu ikan berpotensi menjadi solusi berkelanjutan untuk menggantikan susu sapi yang produksinya terbatas. Jika ditopang oleh teknologi yang tepat dan kebijakan yang mendukung, susu ikan bisa menjadi produk unggulan yang tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga memperkuat daya saing industri perikanan Indonesia di pasar global.
Dukung Asupan Protein Masyarakat
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut susu ikan merupakan minuman protein salah satu produk turunan dari Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang diolah dan disajikan menyerupai susu. Produk ini merupakan salah satu hasil hilirisasi perikanan yang saat ini terus digalakkan KKP.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo menyampaikan nama susu ikan adalah branding dari inovasi produk turunan HPI untuk mudah dikenal dan dikonsumsi masyarakat mengenal produk tersebut.
"Jadi bukan dalam arti susu yang sebenarnya, melainkan susu analog hasil dari HPI," terang Budi melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Adapun HPI, adalah ekstrak protein ikan hasil penelitian tim biotechnologi Libang KKP tahun 2017 dengan memanfaatkan ikan rendah ekonomi seperti petek, selar, tamban, dan belok. Industri ini akan menjadi faktor penting pemicu meningkatkan kesejahteraan nelayan.
"Waktu itu, kami menggandeng pelaku usaha hingga dapat diakselerasi skala industri sebagai solusi swasembada proteinn memanfaatkan produk laut nusantara" ujarnya.
Sebagai bagian dari hilirisasi perikanan, HPI hadir untuk menjawab tantangan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang ada kendala makan ikan. Budi mengatakan keberadaan HPI sekaligus menjadi upaya peningkatkan asupan protein harian masyarakat yang saat ini baru berada di angka 62,3 gram/kapita/hari masih di bawah rata-rata di negara Asean dan bahkan jauh dibanding negara maju yang lelah melampaui 100 gram/kapita/hari.
"HPI hadir sekaligus jadi upaya meningkatkan asupan protein masyarakat mendukung program Makan Bergizi Gratis sebagai langkah strategis mewujudkan generasi emas Indonesia dengan semangat merdeka protein 100 gram seperti negara-negara maju," tuturnya.
Budi menerangkan, HPI yang menjadi bahan baku utama susu ikan, memiliki karakteristik multifungsi dan praktis, sehingga dapat mendorong terciptanya inovasi produk pangan lokal unggulan lainnya melalui fortifikasi bahan makanan dan minuman. Dikatakannya, KKP juga beberapa kali memamerkan demo penggunaan HPI pada jajanan seperti cookies, cilok, kue sus, roti gambang dan aneka jenang yang semuanya tinggi protein.
"Jadi tidak hanya jadi minuman berprotein atau yang kita kenal dengan susu ikan, tapi HPI bisa digunakan sebagai bahan tambahan pangan ke beragam makanan sehari-hari," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Budi memastikan saat ini pabrik HPI sudah ada di Indramayu dengan kapasitas 30 ton/bulan susu ikan. Pabrik tersebut sudah berjalan dari tahun 2021. Di saat yang sama, KKP akan berkoordinasi erat dengan Bappenas juga mendorong replikasi di berbagai daerah pesisir di Indonesia sebagai program hilirisasi perikanan dan upaya penurunan angka stunting.
"Tahun ini KKP dalam proses membangun percontohan pabrik pengolahan HPI di Pekalongan," tutupnya.
HPI adalah harapan untuk mendukung kebutuhan terwujudnya kemandirian protein nasional sekaligus mengangkat kesejahteraan nelayan
Sebagai informasi, susu ikan diluncurkan KKP dan Kementerian Koperasi-UMKM di Indramayu pada tahun 2023. Peluncuran dilakukan menjelang momen kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menegaskan HPI akan menjadi faktor penting dalam mendorong hilirisasi perikanan. Menurutnya, Susu Ikan akan menjadi pengungkit daya saing produk perikanan, baik di pasar dalam negeri maupun global. Dikatakannya, produk ini merupakan produk inovasi yang menggabungkan antara manfaat protein ikan untuk kesehatan dengan diversifikasi produk olahan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk, sejalan dengan program prioritas (Sumber Kementerian KKP).