Daewoong Resmikan Pabrik Sel Punca, Dukung Pengembangan Industri Farmasi dan Biofarmasi di Indonesia

Oleh : Candra Mata | Kamis, 12 September 2024 - 21:36 WIB

INDUSTRY.co.id - Cikarang, Jawa Barat - Daewoong Biologics Indonesia (DBI), anak perusahaan lokal Daewoong Pharmaceutical, mengumumkan bahwa pabrik sel punca yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang telah menerima sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan saat ini telah dapat beroperasi penuh.

Sejak mendirikan kantor cabang di Jakarta pada tahun 2005, Daewoong Group telah menjalin hubungan yang erat dengan masyarakat Indonesia. Di bawah visi CVO Jason Yoon tentang "pertumbuhan bersama," Daewoong secara konsisten dan intensif telah menjalankan proyek-proyek yang bertujuan untuk mengembangkan industri farmasi dan biofarmasi serta membina bakat di Indonesia, memposisikan dirinya sebagai "mitra inovasi" bagi Indonesia.

Shawn Park, CEO Daewoong Pharmaceutical, yang mengunjungi Indonesia untuk peresmian pabrik sel punca DBI, menegaskan, "Dengan sertifikasi GMP ini, Daewoong telah mengambil langkah pertama dalam proyek penelitian dan pengembangan berskala besar bekerja sama dengan industri farmasi dan biofarmasi Indonesia."

Lebih lanjut Shawn Park menyampaikan, Sel punca ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan kimia.

DBI pun telah menerima izin dari Kementerian Kesehatan untuk fasilitas pemrosesan sel puncanya di bulan Januari tahun ini. Sembilan bulan kemudian, perusahaan memperoleh sertifikasi CPOB, yang memungkinkan untuk memasok sel punca berkualitas tinggi ke Indonesia.

Daewoong telah membangun pabrik sel punca seluas 100,000 meter persegi di Cikarang, dan mentransfer seluruh keahlian terkait sel punca dari Korea, termasuk keahlian dalam uji klinis, penelitian, dan produksi.

Daewoong berencana untuk memperkenalkan berbagai sel punca seperti sel punca yang berasal dari tali pusat dan sel punca yang berasal dari jaringan lemak, serta memperluas jaringan untuk mencakup sel eksosom dan sel imun guna menyediakan pilihan pengobatan yang inovatif bagi pasien Indonesia.

Daewoong mengawali upayanya untuk mengembangkan industri farmasi dan biofarmasi Indonesia pada tahun 2012 dengan mendirikan perusahaan joint-venture, Daewoong Infion.

Dengan membangun pabrik biofarmasi pertama di Indonesia dan meluncurkan "Epodion," produk biosimilar pertama di Indonesia pada tahun 2017, Daewoong telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan industri biofarmasi lokal. 

Epodion, pengobatan anemia untuk pasien dialisis dan kanker, telah diterima dengan baik karena harganya yang terjangkau dan kualitasnya yang tinggi. Hasilnya, Daewoong menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan Indonesia dan dinobatkan sebagai Perusahaan Biofarmasi Terbaik oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Korea pada tahun 2017.

Shawn Park menekankan bahwa pembukaan pabrik sel punca merupakan tonggak penting sejak berdirinya Daewoong Infion.

Komitmen tulus Daewoong untuk melayani kesehatan bagi masyarakat Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi tidak hanya bagi pembangunan industri tetapi juga penciptaan lapangan pekerjaan di Indonesia.

"Sebagai mitra inovasi, Daewoong bertujuan untuk tumbuh bersama industri farmasi dan biofarmasi Indonesia. Kami akan mentransfer teknologi sel punca mutakhir kami ke Indonesia dan melakukan segala upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," ujar Shawn Park.

Sementara itu, Kepala BPOM Taruna Ikrar yang hadir dalam peresmian mengatakan bahwa Daewoong, grup pelayanan kesehatan terkemuka di Korea, telah mencapai tonggak penting dalam 20 tahun kemitraannya dengan Indonesia.

 “Sangat penting bahwa kita telah meletakkan fondasi utama bagi pengembangan pengobatan berbasis sel punca berkualitas tinggi.” ungkap Taruna Ikrar.

 "Kami berterima kasih kepada Daewoong atas komitmennya yang berdedikasi untuk tumbuh bersama negara kita," sambung Taruna Ikrar menutup sambutannya.

Seperti diketahui, DBI memperkenalkan obat-obatan baru yang dikembangkan sendiri, seperti Fexuprazan untuk GERD dan Enavogliflozin untuk diabetes, ke pasar Indonesia. 

Dengan menerapkan teknologi formulasi yang berbeda termasuk obat-obatan dengan pelepasan tertunda, obat-obatan kombinasi, dan miniaturisasi, Daewoong berencana untuk mengembangkan obat-obatan baru di berbagai bidang terapi seperti kardiovaskular, endokrin, gastroenterologi, dan penyakit menular.

Selain itu, Daewoong sedang melakukan uji klinis dengan subjek Indonesia untuk memverifikasi keamanan dan kemanjuran obat-obatannya dan telah mengembangkan 50 produk farmasi dengan kemanjuran dan kualitas yang terbukti untuk berkontribusi pada kesehatan masyarakat Indonesia.

Untuk mendukung upaya ini, Daewoong bekerja sama dengan para talenta lokal untuk menciptakan siklus yang baik di mana hasil penelitian dapat menghasilkan produksi obat lokal.

Pusat penelitian formulasi, yang pertama di Indonesia, akan mengembangkan bakat yang memiliki spesialisasi dalam teknologi formulasi, yang akan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Terlebih, 120 talenta berbakat dari Indonesia yang sedang bekerja di Daewoong Korea, akan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap tujuan Daewoong Pharmaceutical untuk menjadi perusahaan farmasi global yang besar.