Tingkatkan Daya Saing Industri Alas Kaki, Kemenperin Bangun Gedung BPIPI di Sidoarjo
INDUSTRY.co.id - Sidoarjo - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen mengawal dan melakukan pembinaan berkelanjutan kepada para pelaku industri alas kaki, salah satunya melalui Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sidoarjo.
“BPIPI diharapkan dapat menjadi katalisator dalam pengembangan industri alas kaki khususnya yang masih berskala IKM. Sehingga para pelaku IKM alas kaki dapat menghasilkan produk yang lebih baik dengan mempertahankan aspek service, safety, quality, cost, delivery, serta morale,” kata Inspektur Jenderal Kemenperin, M. Rum mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara ground breaking pembangunan gedung perkantoran BPIPI di Sidoarjo (11/9).
BPIPI yang berlokasi di Komplek Pasar Wisata Tanggulangin, Kedansari, Sidoarjo pada awalnya merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Perindustrian, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sidoarjo, serta Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRISINDO) yang berfokus pada pembinaan pelaku industri alas kaki berskala industri kecil dan menengah (IKM).
“Peran strategis BPIPI dalam pengembangan IKM alas kaki tidak terlepas dari kerja sama Kemenperin dengan Pemda Provinsi Jatim, Kabupaten Sidoarjo beserta asosiasi dan pelaku IKM. Kami berharap kerja sama ini dapat terus terjalin di masa mendatang,” ungkapnya.
Hingga tahun 2024, BPIPI telah melakukan pendampingan kepada lebih dari 13.000 SDM alas kaki, dengan 3.608 orang di antaranya adalah pengusaha IKM dan 9.396 adalah tenaga kerja terampil industri yang tersebar di seluruh sentra potensi industri di Indonesia.
Kemenperin optimis dengan adanya gedung serta sarana prasarana yang baru, BPIPI dapat meningkatkan kinerja dan peran strategis untuk menumbuhkan dan mengembangkan IKM Alas kaki nasional dan pada akhirnya turut berkontribusi positif pada pertumbuhan sektor industri pengolahan non-migas yang pada Triwulan II Tahun 2024 berkontribusi sebesar 16,70% pada PDB Nasional dan tumbuh sebesar 4,63%.
Gedung BPIPI menerapkan konsep Green Building sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi energi listrik melalui desain bangunan yang memaksimalkan pencahayaan alami serta mengatur sirkulasi udara agar dapat meminimalkan penggunaan air conditioner.
Upaya menjaga cadangan air tanah juga dilakukan dengan dengan memanfaatkan penyerapan air hujan secara optimal melalui serapan biopori dan memperhatikan kelestarian lingkungan dengan adanya instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
“Kami mengharapkan gedung perkantoran BPIPI yang baru dapat memberikan manfaat optimal dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat, co-working space yang sejuk, workshop ataupun ruang laboratorium yang nyaman, sehingga dapat mendukung kreativitas maupun inovasi dalam pengembangan produk alas kaki,” tambah M. Rum.
Ia juga menyampaikan apresiasinya pada pengutamaan Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam pembangunan Gedung BPIPI yang memanfaatkan produk hasil karya pelaku industri kreatif lokal.
“Kami mengapresiasi kegiatan pembangunan ini yang mampu menyerap Produk Dalam Negeri (PDN) sebesar 95,82% dengan total perhitungan nilai TKDN dalam proyek ini mencapai 46,76%,” kata Irjen Kemenperin.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita menyampaikan, pembangunan BPIPI terdiri atas bangunan utama gedung perkantoran, asrama, masjid beserta beberapa bangunan pendukung lainnya dengan total luas bangunan sekitar 9.000 meter persegi, dan seluruh bangunan tersebut berada di atas lahan Kementerian Perindustrian seluas 14.044 meter persegi.
Adapun pembangunan BPIPI akan dilaksanakan dengan estimasi waktu hingga Desember 2025.
“Dalam pembangunan ini, kami juga mendorong implementasi enggunaan Produk Dalam Negeri. U-ditch beton, paving block, dan bata merah yang digunakan dalam pembangunan ini merupakan produk perusahaan Industri Kecil yang telah memiliki sertifikat TKDN-IK,” jelas Reni.