Perpusnas Jadi Lembaga Negara Indonesia Pertama Raih Penggargaan UNESCO Jikji Prize

Oleh : Nina Karlita | Kamis, 05 September 2024 - 01:24 WIB

INDUSTRY.co.id - Korea Selatan – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) telah mencetak sejarah sebagai lembaga pertama dari Indonesia yang meraih UNESCO/Jikji Memory of the World (MoW) Prize edisi ke-10 pada tahun 2024.

Penghargaan ini mengukuhkan Perpusnas sebagai lembaga kesepuluh di dunia yang menerima Jikji Prize, setelah melalui seleksi ketat dari 49 nominator internasional. 

Dewan juri memuji kontribusi Perpusnas yang luar biasa dalam pelestarian dan peningkatan akses terhadap naskah Nusantara, melalui berbagai program ekstensif selama dua dekade terakhir.

Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Perpusnas telah melakukan serangkaian kegiatan penting, mulai dari advokasi, inventarisasi, akuisisi, preservasi, digitalisasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga kajian dan diseminasi naskah Nusantara. 

Direktur Warisan Dokumenter UNESCO, Fackson Banda, menegaskan bahwa penghargaan ini merupakan hasil dari dedikasi Perpusnas yang berhasil mengungguli banyak pesaing. 

"Perpusnas menjadi pemenang dari 49 nominator dari 49 negara," ungkapnya.

Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Fackson Banda kepada Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, yang didampingi oleh Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas, Aditia Gunawan, di Cheongju, Korea Selatan, pada Rabu (4/9/2024).

Dalam pidatonya, Aminudin Aziz menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada UNESCO dan Wali Kota Cheongju. 

"Penghargaan ini merupakan kehormatan besar bagi kami, karena usaha kami dalam mengumpulkan, melestarikan, mengonservasi, dan menghadirkan warisan di Indonesia diakui sebagai tak ternilai dan layak diapresiasi oleh UNESCO dan Kota Cheongju melalui penghargaan ini," ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa penghargaan ini datang pada saat yang tepat, bertepatan dengan penyusunan grand design baru Perpusnas yang menjadikan naskah Nusantara sebagai program prioritas. 

"Kami melihat penghargaan ini sebagai momen yang tepat untuk memperluas kerja sama internasional, karena naskah Nusantara tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga tersebar di berbagai perpustakaan internasional dan kolektor pribadi," tambahnya.