PT United Tractors Tbk Cetak Pendapatan Rp64,5 Triliun di Semester I-2024
INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT United Tractors Tbk (“Perseroan” atau “UT”) hari ini menyampaikan Paparan Publik secara daring dalam rangkaian acara Public Expose Live 2024 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Perseroan menyampaikan inisiatif pengembangan bisnis Perseroan, kinerja keuangan pada semester pertama tahun 2024, kinerja operasional hingga bulan Juli 2024, serta program-program environmental, social, dan governance (ESG) dan tanggung jawab sosial Perseroan.
Acara ini turut dihadiri oleh jajaran Direksi Perseroan yaitu Iwan Hadiantoro, Edhie Sarwono, Idot Supriadi, Vilihati Surya, Loudy Irwanto Ellias, Widjaja Kartika, serta Sara K. Loebis, Sekretaris Perseroan.
"Selain pencapaian bisnis Perseroan, kami juga memberikan perhatian yang lebih besar dalam strategi diversifikasi bisnis UT untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan. Pada lima tahun terakhir UT fokus terhadap dua sektor mineral yaitu nikel dan emas. Ke depannya, Perseroan akan terus melihat peluang mineral lainnya dan sektor renewable energy. Strategi yang kita jalankan saat ini sudah cukup berhasil melalui akuisisi saham minoritas di Nickel Industries Limited untuk membangun strategi bisnis nikel terintegrasi dan investasi di PT Supreme Energy Sriwijaya. Hal ini sejalan dengan upaya Perseroan dalam mendukung pemerintah untuk transisi energi di Indonesia.,” ujar Direktur UT, Iwan Hadiantoro dalam keterangannya seperti dikutip redaksi pada Senin (2/9/2024).
Perseroan memiliki lima segmen usaha. Segmen pertama adalah Mesin Konstruksi, yang bergerak di bidang distribusi alat berat dan layanan purna jual. Segmen kedua adalah Kontraktor Penambangan, yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara. Segmen ketiga adalah Pertambangan, terdiri dari Pertambangan Batu Bara dengan holding company PT Tuah Turangga Agung, Pertambangan Emas melalui PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Jutaraya serta Bisnis Nikel yang dijalankan oleh PT Stargate Pasific Resources dan investasi pada Nickel Industries Limited (NIC).
Segmen keempat adalah Industri Konstruksi, dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk dan segmen kelima adalah bidang Energi yang dijalankan oleh PT Energia Prima Nusantara.
Kinerja Keuangan Perseroan
Sampai dengan semester pertama tahun 2024, pendapatan bersih konsolidasian Perseroan mencapai Rp64,5 triliun atau turun sebesar 6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Hal ini disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen Mesin Konstruksi dan Pertambangan Batu Bara. Penurunan pendapatan, ditambah dengan biaya keuangan yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs menyebabkan penurunan laba bersih Perseroan sebesar 15% menjadi Rp9,5 triliun dari Rp11,2 triliun di semester pertama tahun 2023.
Segmen Usaha Mesin Konstruksi
Sampai dengan Juli 2024, volume penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.515 unit atau turun 29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3.551 unit. Penurunan tersebut dikarenakan turunnya permintaan dari sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan. Dari total penjualan tersebut, sebanyak 63% diserap sektor pertambangan, 14% sektor perkebunan, 13% sektor konstruksi, dan 10% sektor kehutanan.
Penjualan produk merek UD Trucks turun 47% dari 195 unit menjadi 103 unit, sementara penjualan Scania turun 56% dari 526 unit menjadi 229 unit karena turunnya permintaan terutama di sektor pertambangan. Untuk layanan purna jual, pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat turun 10% menjadi Rp5,4 triliun sampai dengan semester pertama tahun 2024.
Segmen Usaha Kontraktor Penambangan
Sampai dengan Juli 2024, PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 18% dari 71 juta ton menjadi 84 juta ton, dan peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 12% dari 625 juta bcm menjadi 699 juta bcm, dengan rata-rata stripping ratio 8,4 kali.Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara
Sampai dengan Juli 2024 PT Tuah Turangga Agung telah menjual batu bara sebanyak 8,5 juta ton, termasuk 2,0 juta ton batu bara metalurgi, meningkat 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Segmen Usaha Pertambangan Emas
Penjualan setara emas dari PT Agincourt Resources sampai dengan Juli 2024 mencapai 128 ribu ons, atau naik 2% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 126 ribu ons.Segmen Usaha Pertambangan Nikel
Penjualan bijih nikel dari PT Stargate Pasific Resources sampai dengan Juli 2024 sebesar 1 juta wet metric ton (wmt), yang terdiri dari 496 ribu wmt saprolit dan 602 ribu wmt limonit. Selain itu, investasi pada Nickel Industries Limited pada bulan September 2023 dengan kepemilikan saham sebesar 19,99% melaporkan penjualan 32.759 ton logam nikel pada kuartal pertama dan 32.273 ton logam nikel pada kuartal kedua tahun 2024.Segmen Usaha Industri Konstruksi
Pada Segmen ini dijalankan oleh ACSET membukukan pendapatan bersih Rp1,1 triliun sampai dengan Juni 2024, atau naik 39% dari Rp798 miliar di periode yang sama tahun lalu dan mencatat rugi bersih sebesar Rp136 miliar pada semester pertama tahun 2024.Segmen Usaha Energi
Perseroan saat ini mengoperasikan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) aliran sungai langsung (run-of-river), yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Kalipelus - 0,5 MW di Jawa Tengah dan PLTM Besai Kemu - 7 MW di Lampung yang telah mulai beroperasi di bulan Januari 2024.Perseroan juga memiliki kepesertaan saham di PT Arkora Hydro Tbk (Arkora) sebesar 31,49%. Arkora memiliki dan mengembangkan PLTA aliran sungai langsung. Saat ini Arkora mengoperasikan dua PLTA yang memiliki kapasitas total sebesar 17.4 MW dan dua PLTA yang sedang dalam tahap konstruksi berkapasitas total sebesar 15,4 MW. Setelah seluruh PLTA ini beroperasi, Arkora akan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang sebesar 32,8 MW.
Melalui PT Energia Prima Nusantara, secara kumulatif sejak tahun 2018 sampai dengan bulan Juli 2024, Perseroan telah memasang Rooftop Solar PV mencapai 17,5 MWp, sementara yang saat ini dalam proses instalasi sebesar 1,9 MWp.
Perseroan melalui EPN telah melakukan investasi pada PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) dengan total kepemilikan saham langsung dan tidak langsung sebesar 32,7% sejak Maret 2024. SERD memiliki proyek panas bumi yang telah beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas eksisting sebesar 2 x 49 MW.
Peristiwa Penting
Pada 3 Januari 2024, Perseroan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) telah melakukan pengambilbagian atas 49,6% saham baru yang dikeluarkan oleh PT Supreme Energy Sriwijaya (SES) senilai USD51,9 juta. SES adalah pemegang 25,2% saham pada PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) yang memiliki proyek panas bumi yang telah beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas eksisting sebesar 2 x 49 MW.Pada 15 Maret 2024, Perseroan melalui EPN menyelesaikan pembelian sebesar 20,2% saham milik Merit Power Holdings B.V., dan Inpex Geothermal Ltd., pada SERD senilai USD80,7 juta. Setelah transaksi ini, total kepemilikan saham Perseroan melalui EPN secara langsung dan tidak langsung pada SERD menjadi 32,7%.