Uni Eropa dan ChildFund International Dukung Pesta Budaya di Lampung Selatan
INDUSTRY.co.id - Lampung Selatan - Warga Lampung Selatan merayakan keberagaman budaya dan kerukunan dalam sebuah Pesta Budaya yang diadakan di Lapangan Desa Bumijaya pada Kamis (22/8).
Acara ini terlaksana berkat dukungan Proyek Penguatan Kohesi Sosial (SSCP), sebuah inisiatif dari Uni Eropa, dengan ChildFund International di Indonesia sebagai pengarah dan Yayasan Pembinaan Sosial Katholik (YPSK) sebagai mitra implementasi di tanah air.
Husnul Maad, Country Director ChildFund International di Indonesia, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mempromosikan perdamaian melalui praktik berbasis budaya guna mencegah potensi konflik.
"Keberagaman budaya, suku bangsa, dan agama bisa menjadi sumber konflik, namun dialog dan konsensus di antara warga dapat mencegahnya," ujar Maad.
Acara ini juga menyoroti peran pemuda dalam pelestarian dan pengembangan budaya lokal.
“Penampilan dalam acara ini didominasi oleh kaum muda untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap nilai-nilai budaya dan adat istiadat,” tambah Maad.
Selain pertunjukan budaya, Pesta Budaya ini juga menampilkan berbagai permainan dan kompetisi dengan tema budaya untuk mendorong kerja sama tim, dinamika kelompok, dan sportivitas.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, H.E. Denis Chaibi, memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini.
“Uni Eropa percaya bahwa pertukaran budaya dapat membangun rekonsiliasi, saling pengertian, dan perdamaian. Kami mengajak kaum muda untuk terlibat dan menjadi pemimpin dalam pencegahan konflik di komunitas mereka,” ungkap Chaibi.
Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto, menyambut baik pelaksanaan SSCP di daerahnya. "SSCP adalah inisiatif penting yang membawa isu-isu masyarakat ke permukaan. Kami berharap proyek ini dapat dilaksanakan di lebih banyak wilayah di Kabupaten Lampung Selatan untuk meningkatkan kapasitas pemuda dan pembangunan perdamaian," kata Ermanto.
SSCP, yang diluncurkan pada 1 Februari 2023 dan direncanakan berlangsung hingga 31 Juli 2025, tidak hanya fokus di Lampung tetapi juga di Liquiçá, Timor-Leste. Hingga Juli 2024, proyek ini telah menjangkau 1001 peserta di Lampung melalui berbagai kegiatan seperti dialog antaragama, pelatihan dalam bercerita, pendidikan pembangunan perdamaian, dan partisipasi pemuda. Pesertanya meliputi siswa, guru, perangkat desa, tokoh adat, dan tokoh agama, serta melibatkan berbagai organisasi masyarakat sipil lokal.
Kolaborasi adalah inti dari pelaksanaan SSCP, yang bermitra dengan berbagai desa, kecamatan, kabupaten, dan sekolah di Provinsi Lampung. "Kami berharap dapat memberikan dampak berkelanjutan meski program ini berakhir pada Juli 2025. Salah satu hasil nyata adalah rencana untuk memperluas model pendidikan perdamaian ke 164 sekolah menengah pertama di Kabupaten Lampung Selatan," kata Romo Agustinus Soenarto YP, pimpinan Yayasan Pembinaan Sosial Katolik.
Inisiatif ini mencerminkan komitmen untuk membangun kohesi sosial melalui partisipasi aktif dan dialog budaya, serta meningkatkan keharmonisan di masyarakat.