Perpaduan Klasik dan Kontemporer Dipersembahkan APPMI dalam Ajang JF3 2024

Oleh : Nata Kesuma | Selasa, 30 Juli 2024 - 21:13 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) kembali menyuguhkan koleksi rancangan terbaiknya dalam ajang JF3 Fashion Festival 2024, dengan tema kolektif Fashion Fusion in Elegance: Bridging Generations. 

Memadukan perspektif unik mereka menciptakan koleksi yang harmonis dan elegan, kreasi kali ini penuh dengan sinergi antara inovasi anak muda dan keahlian berpengalaman, menghadirkan perpaduan gaya kontemporer dan klasik. 

Pada presentasi APPMI yang ke-12 di JF3, APPMI menampilkan karya sang pendiri Poppy Dharsono, bersama dengan Harry Hasibuan, Riki Damanik, dan APPMI Muda Sustainable Fashion.

Dengan misi merancang, mengembangkan dan membina dunia mode, APPMI terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia secara umum, serta memajukan dunia mode secara khusus.

Desainer Poppy Dharsono yang juga pendiri APPMI  menggandeng Gamatex menyuguhkan serangkaian busana perempuan dan pria yang chic dan tidak ketinggalan zaman.

Dengan teknik jacquard dan sentuhan personal yang khas, Poppy menghadirkan koleksi busana-busana perpaduan batik dengan blue denim.

"Partisipasi kita sangat dibutuhkan dalam memajukan produk lokal yang ujungnya akan membantu lapangan pekerjaan bagi mereka yang ada di industri fashion lokal," ujar Poppy.

"Pada kesempatan ini, kami ingin memakai jeans untuk me-revive kembali dunia jeans yang kini sedang berada dalam kesulitan. Dan tanggung jawab moral saya untuk selalu men-support agar semua produk dalam negeri dari hulu ke hilir, kita harus bisa tetap menjadi tuan rumah di pasar kita sendiri,” sambung Poppy Dharsono menutup sambutannya.

Sementara itu, Harry Hasibuan sang desainer di balik merek Haze Be Wear yang telah berkarya selama lebih dari 12 tahun menghadirkan koleksi terbarunya, ‘Where Classic Meets Chic’, terinspirasi dari kesederhanaan dan quiet luxury. Dimana koleksinya tersebut menggunakan material linen dan ditujukan untuk mereka yang menginginkan gaya minimalis namun tetap elegan.

Dan suguhan presentasi APPMI ditutup oleh Riki Damanik. Riki sendiri seorang desainer busana perempuan yang mengkhususkan diri dalam pembuatan made-to-order, berfokus pada upaya pelestarian dan promosi warisan budaya Sumatera Utara. Dia memanfaatkan kain tradisional, seperti ulos dan songket dalam rancangan busana kontemporer yang menggabungkan sentuhan bordir, patch, hiasan manik-manik, dan manipulasi kain. 

Dia mempersembahkan koleksi yang terinspirasi oleh busana klasik seperti kebaya, beskap, dan korset, dengan penggunaan wastra Sumatera Utara, organza, lace, dan sutera satin. Menyajikan interpretasi modern dan segar atas siluet tradisional dalam tema ‘Kreasi Wastra dengan Mood Muda dan Fresh’.