Kemenperin Pacu Industri Furnitur Angkat Potensi Wisata Daerah

Oleh : Candra Mata | Sabtu, 27 Juli 2024 - 16:54 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian terus mendorong tumbuhnya wirausaha baru (WUB), termasuk di sektor industri kecil dan menengah (IKM). Sebab, pelaku usaha IKM memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional, terutama dalam konteks penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, serta pengurangan kesenjangan ekonomi dan sosial. 

Kemenperin juga aktif mendorong agar pelaku IKM dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam dan potensi pasar yang ada di daerahnya maupun wilayah sekitar. Upaya ini untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal sehingga menjadi produk yang punya nilai jual tinggi. 

“Oleh karena itu, kami konsisten dan berkomitmen untuk terus mendorong upaya penumbuhan dan pengembangan pelaku IKM yang mengacu pada potensi di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu kegiatan yang baru saja diselenggarakan adalah Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan bagi IKM Furnitur di Kota Banjar, Jawa Barat,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (26/7). 

Dirjen IKMA mengemukakan, industri furnitur Indonesia memiliki potensi besar dan turut menjadi pemain penting di pasar global. “Produk furnitur karya IKM sudah terkenal akan kualitasnya yang tinggi dan memiliki keunikannya tersendiri. 

Selain itu, kombinasi antara teknik tradisional dan modern dalam proses produksinya, juga turut memberikan nilai tambah yang signifikan,” paparnya.

Menurut Reni, salah satu aspek yang diperlukan oleh IKM furnitur dalam menguasai pasar adalah inovasi dan kreativitas dalam membuat produk yang berkualitas sesuai dengan pasarnya. 

“Selain peningkatan kualitas, kita juga perlu mendorong pengembangan desain produk furnitur karya para IKM yang mengacu pada perkembangan tren industri furnitur global, namun tanpa meninggalkan ciri khas dan identitas khas Indonesia,” tuturnya

Dirjen IKMA juga mengungkapkan, pihaknya aktif mendorong pelaku IKM furnitur untuk dapat menjadi sektor pendukung bagi potensi ekonomi lainnya, termasuk sektor pariwisata yang berada di daerah sekitarnya. 

“Furnitur sebagai salah salah satu kebutuhan penting masyarakat akan selalu melekat dengan berbagai sektor ekonomi lainnya, seperti konsumen rumahan, perkantoran, restoran, dan perhotelan. Sehingga penting untuk mendorong masyarakat hingga pelaku usaha untuk menggunakan furnitur lokal,” imbuhnya.

Kemenperin mencatat, industri furnitur dalam negeri memiliki sumbangsih yang besar bagi perekonomian nasional. Pada triwulan I tahun 2024, industri furnitur berkontribusi sebesar 1,16 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas. Adapun jumlah IKM furnitur di dalam negeri sebanyak 291,6 ribu unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja hingga 819,8 ribu orang.

“Kinerja yang baik dan potensi yang besar tersebut, tentunya perlu didorong sehingga industri furnitur nasional terus tumbuh dan dapat mengangkat perekonomian nasional,” tegas Reni.

Dirjen IKMA menambahkan, dalam mengikuti perkembangan pasar, pemahaman IKM terkait bahan baku dan desain produk juga perlu dikuasai. Hal ini karena pasar yang berbeda sering kali memiliki kebutuhan yang unik dalam hal desain produk dan jenis bahan yang digunakan.

“Dengan memperkuat pemahaman tentang bahan baku dan desain produk, IKM dapat mengembangkan kemampuan mereka untuk meningkatkan kualitas produk sehingga dapat bersaing di pasar yang semakin kompleks. Ini akan mendukung pertumbuhan bisnis dan memperluas pangsa pasar IKM,” ungkap Reni.

Menyikapi tantangan tersebut, Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan, Yedi Sabaryadi menyampaikan, IKM furnitur sangat membutuhkan penguatan daya saing khususnya dalam peningkatan produksi dan kualitas produk terutama dalam membuat produk furnitur knock down.

“Fitur ini akan memberikan nilai tambah karena akan mempermudah pengepakan dan pengiriman, serta memiliki fitur konstruksi bongkar pasang yang mudah dalam pengaplikasiannya,” jelas Yedi.

Berdasarkan data Provinsi Jawa Barat, beberapa kawasan di Jawa Barat merupakan daerah dengan potensi wisata terbanyak dibandingkan daerah lainnya, sehingga industri dan wirausaha di Kota Banjar ini menjadi supporting industry bagi kawasan wisata sekitarnya.

“Industri furnitur di Kota Banjar berpotensi mendukung kawasan wisata di Jawa Barat, mengingat produk furnitur menjadi kebutuhan di tempat wisata termasuk di dalamnya kebutuhan horeka atau hotel, restoran dan kafe,” ucap Yedi.

Pada kesempatan tersebur, terdapat 13 IKM yang mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis dengan materi yang diberikan adalah kewirausahaan, desain produk, perawatan mesin dan K3.