Revitalisasi Koperasi melalui Pembangunan IKN Nusantara

Oleh : Ikhwan Primanda, S.Si, MM. | Minggu, 14 Juli 2024 - 12:44 WIB

INDUSTRY.co.id - Hampir 79 tahun Indonesia merdeka, perekonomian Indonesia masih saja di kuasai korporasi, baik swasta maupun milik pemerintah. Koperasi sebagai perwujudan ekonomi pancasila belum juga mampu menjadi soko guru perekonomian Indonesia yang merdeka.

Pembangunan IKN Nusantara bisa dijadikan momentum revitalisasi gerakan koperasi. Ratusan ribu ASN terpelajar ini bisa didorong membentuk ribuan Koperasi ASN. Dimulai dari bisnis pengembangan perumahan untuk anggotanya, Koperasi ASN bisa melebarkan bisnis ke kuliner dan jasa-jasa lainnya untuk menggerakkan ekonomi IKN Nusantara. Ribuan Koperasi tersebut akan menjadi contoh dan gerakan besar yang bisa merevitalisasi gerakan koperasi di Indonesia. Saya yakin dari ribuan koperasi IKN Nusantara tersebut bisa lahir koperasi besar sekelas Zuivelcooperatie FrieslandCampina U.A. yang memiliki perusahaan konsumer goods berbasis susu di 36 negara.

Konsep hunian Smart-Vertical-Living yang diusung saat ini sangat mahal untuk kemampuan ekonomi ASN dan juga pemerintah. 47 Tower hunian yang dibangun Kementrian PUPR menghabislan biaya Rp 9.3 trilyun untuk membangun 2,820 unit hunian atau setara Rp 3.3 Milyar per unit 98 m, atau 1.1 M per kamar. Jika ASN yang pindah sekitar 118,513 orang, biaya pembangunan hunian yang smart-vertical-living itu akan menghabiskan dana Rp 150 - 390 trilyun. Kota Sejong di Korea Selatan bisa menjadi gambaran implementasi dari konsep Smart-Vertical-Living tersebut. Kota Sejong mulai di bangun tahun 2011 dan saat ini sudah beroperasi dengan 350,000-an penghuni tinggal dalam 200,000-an unit apartemen. Hingga akhir 2023, biaya pembangunan Sejong sudah mencapai $ 130 Milyar atau setara Rp 2,041 Trilyun (Kompas, 6 maret 2024). Dengan APBN Rp 16 – 29 T per tahun untuk biaya pembangunan dan operasional IKN, maka di perkirakan IKN Nusantara perlu waktu 100 tahun untuk menjadi seperti Sejong versi 2023.

Pelibatan koperasi untuk membangun hunian IKN Nusantara bisa mempercepat perpindahan fungsi pusat pemerintahan ke IKN Nusantara. Langkah ke-1 adalah memindahkan 118,513 ASN ke hunian modular yang bisa dibangun dengan cepat. 1 Hunian modular untuk 80-250 ASN juga bisa di bangun di tengah lahan 6-20 ha. Dalam 5 bulan BUMN karya bisa menyelesaikan hunian untuk 10,000-an ASN. Sehingga tahun 2024 ini jumlah ASN yang dipindahkan bisa sesuai skenario optimis 14,000-an ASN. Langkah ke-2, ASN ditawari kavling hak milik @500 m untuk membangun sendiri perumahan bersama koperasi pilihannya. 6 Tukang bisa bisa menyelesaikan pembangunan 2 Rumah Sederhana Sehat Instant (RISHA) dalam 7-10 hari = 70 rumah dalam setahun, sehingga diperlukan 1000-an pekerja konstruksi untuk membangun 10,000 RISHA dalam 1 tahun. Pemerintah cukup memfasilitasi pembangunan jalan, selokan, jaringan listrik, jaringan air bersih saja dengan anggaran sekitar Rp 2.4-an Triyun untuk 10,000 kavling. Tahun-tahun berikutnya jumlah ASN yang dipindahkan bisa mengikuti kecepatan pembangunan gedung perkantoran oleh kementrian PUPR. Menggunakan konsep koperasi hunian ASN, anggaran Rp 16 Trilyun per tahun cukup untuk mempercepat perpindahan 118,513 ASN menjadi 12 tahun.

Setiap Koperasi diberi lahan perumahan 3-4 Ha, sehingga konsep hunian tapak untuk 118,513 ASN hanya memerlukan lahan sekitar 9,000 Ha. Koperasi ASN cukup membayar Rp 15-30 juta per Ha, sesuai harga keekonomian lahan perkebunan di Sepaku sebelum ada IKN. Lahan perumahan ASN bisa diambil dari 34,000 Ha kawasan IKN yang sudah dikuasai pemerintah. Dengan konsep garden-house dan kewajiban memelihara lahan hijau 2/3, lahan yang bisa di bangun setiap ASN sekitar 150 meter dan bisa di buat 2 atau 3 lantai untuk usaha kos-kosan dihari tua mereka. ASN bisa tenang memiliki hunian yang bisa mereka tempati hingga hari tua bersama anak-cucunya nanti.

Biaya pembangunan RISHA bisa ditanggung langsung oleh gaji ASN saat ini melalui skema KPR: hutang 200 juta, ASN mendapat rumah tipe 70 dan tanah 500 meter. Nantinya ASN pelan-pelan merenovasi dengan mencurahkan jiwa dan raganya untuk membangun hunian sesuai selera masing-masing. Misalnya ASN dari Manado akan mendatangkan tukang/komponen rumah kayu Minahasa, yang jawa akan mendatangkan Joglo/tukang dari Jawa. Banyak ASN akan mendatangkan bahan dan tukang dari daerahnya masing-masing. Proyek hunian ratusan trilyun ini bisa menggerakkan ekonomi UMKM pertukangan se-Indonesia selama puluhan tahun ke depan.

Konsep Koperasi Hunian ASN Nusantara ini juga menguntungkan investor superblock dan fasilitas swasta lainnya di IKN Nusantara, karena akan mempercepat pertambahan konsumen mencapai 118,513 KK atau 300,000-an orang. Tetapi agar ASN memiliki disposable income yang cukup untuk berbelanja, Gaji ASN tidak boleh dihabiskan untuk membayar cicilan/sewa apartemen seharga Rp 3-5 M. Semangat 300,000-an penghuni yang sejahtera bisa mendorong pembangunan IKN Nusantara yang tangguh dan berkelanjutan sesuai dengan ekonomi Pancasila.

Penulis:

Ikhwan Primanda, S.Si, MM.

Anggota Pokja Pemantauan,Tim Nasional Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)