SD Darmono Turun Gunung, Saatnya Beli Saham Jababeka (KIJA)?
INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Jababeka Tbk (KIJA) mendapuk Setyono Djuandi Darmono sebagai Direktur Utama perseroan. Keputusan tersebut usai Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) Tahunan Tahun Buku 2023, yang digelar pada Jumat (28/6) lalu di Jakarta.
Dengan terpilihnya SD Darmono, apakah investor antusias terhadap harga saham KIJA?.
Untuk diketahui, per hari ini saham KIJA di perdagangkan di harga Rp.120/lembar saham. Dengan melihat prospek Jababeka yang cukup positif kedepannya dan dengan "turun gunung" nya sang pendiri Jababeka, maka tak berlebihan bila investor untuk mengambil posisi buy KIJA.
Sebagai informasi, Darmono bukanlah wajah baru di Jababeka. Ia merupakan pendiri PT Kawasan Industri Jababeka pada tahun 1989.
Dan ditahun 1994, dirinya berhasil mencatatkan Jababeka sebagai pengembang kawasan industri pertama di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan simbol saham "KIJA" dengan harga penawaran IPO Rp.4.950/lembar saham.
Adapun perseroan meyakini Darmono dapat segera menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi perusahaan kedepan, ditengah kompleksnya tantangan ekonomi dan geopolitik.
"Posisi keuangan Perseroan sangat sehat dimana jumlah ekuitas yang sebesar Rp6,9 triliun jauh diatas total jumlah pinjaman Perseroan yang kurang lebih sebesar Rp4,4 triliun. Namun dengan melihat situasi ekonomi saat ini dan ke depan jumlah hutang tersebut masih membebani perusahaan jika tidak diimbangi oleh penjualan yang cukup dari land bank (nilai buku) sekitar Rp7,6 triliun, padahal nilai pasar berkisar Rp21,6 triliun," jelas Darmono dalam keterangan resmi seperti dikutip Rabu (3/7/2024).
Untuk mengamankan kinerja perseroan, Darmono mengemukakan akan menerapkan empat strategi, yaitu melalui modal dasar perusahaan yang perlu ditingkatkan untuk memberikan kesiapan bagi Perseroan jika di masa mendatang Perseroan akan melakukan rencana right issue sehingga modal dasar Perseroan telah mencukupi.
"Tujuan rencana right issue di masa mendatang tersebut adalah untuk mengurangi jumlah hutang," ujarnya.
Kemudian strategi berikutnya untuk membuat kinerja perusahaan meningkat adalah melalui penjualan aset-aset yang tidak memberikan hasil (yield).
Selanjutnya, perseroan akan mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan dan melakukan efisiensi dengan pengendalian yang disentralisasi akan segera dilakukan agar tercipta suatu sinergi di Jababeka. Serta menjual entitas anak yang tidak sesuai harapan.
"Dengan demikian diharapkan Perseroan akan menjadi lebih sehat dan mampu memberikan dividen sesuai harapan serta meningkatkan nilai bagi pemegang saham," tandas SD Darmono.
Berikut adalah susunan pengurus KIJA dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2023:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Drs. Suhardi Alius, MH
Komisaris : Gan Michael
Komisaris/Komisaris Independen : Basuri Tjahaja Purnama
Direksi
Direktur Utama : Setyono Djuandi Darmono
Wakil Direktur Utama : Budianto Liman
Direktur : Tjahjadi Rahardja
Direktur : Hyanto Wihadhi
Sepak Terjang CEO KIJA
Darmono adalah seorang pengusaha yang merupakan pendiri Jababeka Group. Pada 1989 ia mulai membangun Jababeka sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara.
Awal dari kariernya, Darmono pernah mengikuti program Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) di Imperial Chemical Industries (ICI), yang merupakan perusahaan asal Inggris di Bandung.
Setelah menyandang gelar Diploma III pada tahun 1969, S.D. Darmono mulai berkarir di ICI.
Berkat kepiawaiannya dalam dunia pemasaran yang digelutinya (1977-1980), Darmono akhirnya dipercaya menjadi Kepala Divisi Pemasaran ICI.
Namun, intuisi bisnisnya lahir di saat yang sama, tepatnya pada tahun 1980, ia melihat peluang bisnis di sektor properti.
S.D. Darmono kemudian mengandeng sejumlah relasinya untuk mendirikan perusahaan properti pertamanya yang bernama PT Permada Binangun Jaya.
Entitas ini bergerak di bidang pengembang perumahan di Bintaro, Tangerang Selatan.
Tak berhenti disitu, naluri bisnis S.D. Darmono berlanjut. Ia mulai melirik sebuah peluang baru. Tepatnya pada tahun 1989, Ia mulai membangun sebuah Kawasan seluas 500 hektare yang kemudian dikenal sebagai PT Kawasan Industri Jababeka.
Disitu, Darmono sukses membentuk sebuah konsorsium dengan mengumpulkan 21 pengusaha. Mereka diantaranya ialah Hadi Rahardja, Sudwikatmono, Rizad Brasali dan Adam Kurniawan.
Langkah S.D. Darmono pun berlanjut, berkat pengalaman panjangnya dan dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, Ia mulai mengembangkan 100 kota baru seperti Jababeka di seluruh Indonesia.
"Kita mau bantu pemerintah, agar lebih banyak lagi penciptaan lapangan kerja," ujarnya.
Saat ini, Jababeka sendiri telah mengembangkan Kawasan Industri Kendal yang merupakan perusahaan joint venture dengan Sembcorp dari Singapura.
Selain itu, KIJA juga telah mengembangkan Kawasan ekonomi baru di Banten yakni KEK Tanjung Lesung dan Kawasan ekonomi baru di Morotai.
Pemerintahan Jokowi sebelumnya juga pernah tercatat mengundang S.D. Darmono untuk datang ke Istana Merdeka. guna mendengarkan pengalaman Jababeka dalam mengembangkan kawasan industri dan mencetak kota-kota baru di Indonesia.