ABB Sebut Indonesia Memegang Peranan Penting Dalam Mewujudkan Transisi Energi yang Efektif
INDUSTRY.co.id - Jakarta - President Energy Industries Asia ABB Ltd, Anders Maltesen menyebut Indonesia merupakan konsumen energi terbesar di Asia Tenggara dengan kebutuhan energi yang terus meningkat. Indonesia juga menduduki peringkat kedelapan kontributor emisi gas rumah kaca (GHG) global, dan karena itu memegang peranan penting dalam mewujudkan transisi energi yang efektif baik secara regional maupun global.
"Konsumsi energi Indonesia diperkirakan naik tiga kali lipat pada tahun 2060 dibandingkan saat ini, didorong pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan industrialisasi. Seiring dengan ekspansi ekonomi, permintaan energi diperkirakan meningkat di semua sektor, termasuk transportasi, industri, dan perumahan," kata Anders Maltesen di Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Kebutuhan untuk memangkas emisi, diikuti kebutuhan untuk memenuhi permintaan energi, membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan multidisiplin. Untuk memastikan transformasi yang sukses, Indonesia terus berupaya mengurangi ketergantungan sektor tenaga listrik pada bahan bakar fosil, mengadopsi sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, sambil beralih ke sistem energi bebas karbon.
Dalam kerangka regulasi, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan dan insentif fiskal untuk mendorong pertumbuhan hijau, dengan fokus pada mobilitas listrik, pasar karbon, dan energi
terbarukan. Selain itu, telah dibentuk Just Energy Transition Partnership (JETP), sebuah kemitraan global yang menyepakati mobilisasi pembiayaan publik dan swasta sebesar USD $20 miliar untuk mendekarbonisasi sektor energi Indonesia sambil menjaga batas pemanasan global 1,5 °C tetap tercapai.
"Di bawah JETP, Indonesia menetapkan target mengurangi emisi karbon menjadi 250 juta metrik ton per tahun untuk sektor tenaga listrik on-grid pada tahun 2030, sambil meningkatkan pangsan pembangkit listrik dari energi terbarukan menjadi 44 persen," kata Anders Maltesen
Jika dilakukan dengan benar, lanjut Anders Maltesen, hasil yang menjanjikan dari kebijakan transisi energi tersebut, didukung oleh kepemimpinan politik dan transformasi budaya yang masif, akan memungkinkan kemajuan ini terjadi. Transisi energi Indonesia adalah indikator transformasinya menjadi ekonomi maju.
Menurutnya, lanskap energi di Indonesia memiliki ketergantuangan yang tinggi pada bahan bakar fosil, dengan batu bara, minyak, dan gas bumi. Pada tahun 2022, energi terbarukan berkontribusi kurang dari 10% pada bauran energi, dengan tenaga air dan panas bumi sebagai sumber utama. Ketergantungan sektor tenaga listrik pada bahan bakar fosil menimbulkan hambatan besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GHG).
"Meskipun berbagai upaya seperti efisiensi, elektrifikasi, dan energi terbarukan telah berkontribusi secara signifikan untuk mengurangi emisi, mencapai target nol bersih memerlukan teknologi energi bersih tambahan. Beberapa contohnya termasuk: hidrogen dan bahan bakar berbasis hidrogen, nuklir, elektrifikasi beberapa proses industri, dan penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS)," ujarnya.
Sebagai mitra teknologi energi, ABB berkomitmen mentransformasi sektor energi melalui portofolio lengkap solusi elektrifikasi, otomatisasi proses, dan digitalisasi. Solusi ABB dirancang untuk mendukung pelanggan dalam menavigasi kompleksitas transisi energi dan mencapai emisi nol bersih.
Dengan teknologi terdepannya, ABB fokus untuk memungkinkan operasi hemat energi dan rendah karbon di seluruh industri tradisional melalui digitalisasi dan otomatisasi, mendukung pengembangan solusi energi baru dan terbarukan, serta mendorong penggunaan sumber daya yang lebih bertanggung jawab.