Menjawab Lima Masalah Rambut Perempuan, Ini Terobosan Kemajuan AI dalam Memberikan Analisa Kondisi Rambut yang Tepat

Oleh : Kormen Barus | Kamis, 16 Mei 2024 - 07:46 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta- Semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, ingin memiliki rambut yang sehat dan bebas masalah. Namun sayangnya, tidak sedikit orang yang mengalami masalah pada rambut mereka. Menurut survei yang diadakan oleh Jajak Pendapat terhadap 3.041 orang pada Juni 2023, ada lima masalah rambut yang paling mengganggu bagi orang Indonesia, yaitu:

 Rambut rontok

Menduduki peringkat teratas di survei Jajak Pendapat, kerontokan rambut adalah masalah umum yang banyak dialami oleh perempuan Indonesia. Kerontokan rambut yang tidak normal saat jumlahnya mencapai lebih dari 100 helai per hari.

Rambut berketombe

Rasa gatal akibat ketombe serta serpihan kulit kepala yang rontok ke rambut atau baju sering membuat penderitanya merasa tidak nyaman. Penyebab ketombe bisa bermacam-macam, mulai dari kulit kepala yang kering, jamur, hingga alergi terhadap produk perawatan rambut.

Rambut kering dan kusam

Terlalu sering menggunakan bahan kimia pada rambut, mencuci rambut dengan air panas, serta terpapar sinar matahari secara berlebihan dapat menyebabkan rambut kering dan kusam. Rambut yang kering dan kusam biasanya kehilangan kilaunya dan mudah patah karena rapuh. 

Rambut berminyak dan lepek

Iklim tropis Indonesia dengan suhu panas dan kelembapan udara tinggi membuat kelenjar sebasea di kulit kepala terpicu memproduksi minyak berlebih. Minyak berlebih ini kemudian menempel di rambut dan membuat rambut lepek. Produksi minyak juga dapat meningkat jika rambut dicuci terlalu sering, misalnya sehari dua kali.

Rambut bercabang

Salah satu bentuk dari kerusakan rambut adalah rambut bercabang, yaitu rambut yang terbelah dua terutama di bagian ujungnya. Selain akibat sering menggunakan alat-alat penata rambut dengan panas tinggi, rambut rusak dan bercabang bisa disebabkan oleh mewarnai rambut terlalu sering dan kurangnya perawatan rambut.

Agar dapat mengatasi rambut yang bermasalah, tentunya kita membutuhkan perawatan yang tepat. Sayangnya, tak semua orang paham bagaimana memilih produk perawatan rambut yang sesuai untuk jenis dan kondisi rambut mereka, bahkan untuk produk yang digunakan sehari-hari seperti shampo dan kondisioner. Keterangan produk perawatan rambut yang tidak lengkap dan tidak menjelaskan secara detail juga membuat perempuan kebingungan apakah produk tersebut cocok untuk jenis dan tipe rambut mereka atau tidak.

Perfect Corp, penyedia teknologi kecantikan dan fashion AI dan AR terkemuka serta pengembang solusi 'Beautiful AI', kini hadir dengan inovasi terbarunya, yaitu Hair Type Analysis berteknologi AI. Menggunakan  teknologi AI yang canggih, inovasi ini dapat membantu mengidentifikasi tekstur, ketebalan, dan pola ikal rambut dalam hitungan detik.

Hair Type Analysis dapat mengenali 10 tipe rambut, dari yang lurus, bergelombang, ikal, keriting, sampai kribo. Dengan memeriksa berbagai bagian rambut pengguna, perangkat ini dapat secara akurat mengidentifikasi 10 tipe rambut tersebut dan menempatkannya di sembilan rentang jenis rambut yang berbeda.

Terobosan ini dapat membantu brand perawatan rambut untuk memberi rekomendasi perawatan yang dipersonalisasi dan sesuai dengan tipe rambut pelanggan, karena hasil analisanya sangat tepat dan konsisten. Tak hanya mempermudah para pelanggan dalam memilih produk perawatan rambut yang sesuai dengan jenis dan tipe rambut, para pelanggan juga akan merasa lebih percaya diri karena kini mereka telah mengenali karakteristik dari rambut mereka. 

“Di Perfect Corp, misi kami adalah mencari solusi masalah konsumen dengan inovasi AI," ujar CEO dan Founder Perfect Corp, Alice Chang. “Hair Type Analysis berteknologi AI yang inovatif menyederhanakan proses pembelian serta memberdayakan individu untuk membuat keputusan yang percaya diri saat memilih produk perawatan rambut karena telah mendapat informasi dengan baik. Kami sangat senang dapat memperkenalkan solusi mutakhir ini ke industri ritel perawatan rambut karena mendorong kepuasan dan loyalitas melalui personalisasi.”