Bappenas dan USAID Selesaikan Program Magang untuk ASN Papua Barat Angkatan Pertama

Oleh : Hariyanto | Kamis, 02 November 2023 - 19:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Kementerian PPN/Bappenas baru saja menyelesaikan program magang ASN, kerja sama dengan proyek USAID Kolaborasi dan Pemerintah Provinsi Papua Barat. Program magang angkatan pertama ini telah selesai dilakukan di Jakarta selama satu bulan, diikuti oleh 18 Aparat Sipil Negara (ASN) perwakilan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten dan Provinsi Papua Barat.

Sejak 2 Oktober 2023 lalu, Peserta magang telah mendapatkan pengalaman positif dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dengan belajar dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan di Jakarta.

Taufik Hanafi, Plt. Sekretaris Kementerian Kementerian PPN/Bappenas menyampaikan, selama ini akses magang untuk ASN dari wilayah Indonesia timur memang relatif lebih terbatas. Salah satu alasannya adalah tingginya tingkat persaingan serta masih adanya kesenjangan kapasitas ASN secara nasional. 

Lebih lanjut Taufik menegaskan, inisiatif kerja sama program magang ASN bersama USAID Kolaborasi ini merupakan langkah yang baik dalam mendorong percepatan peningkatan kapasitas untuk pemerintah daerah di Tanah Papua.

“Selama program magang berlangsung, kami memfasilitasi peserta untuk belajar tentang substansi dan pengelolaan di bidang perencanaan dan penganggaran sambil bekerja di Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan. Program seperti ini sangat penting terutama dalam mempersiapkan perencanaan pembangunan jangka panjang” ucap Taufik Hanafi usai penutupan program magang ASN, Kamis (2/11/2023).

Sementara itu, Direktur Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), Jeff Cohen, menyampaikan bahwa Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID bangga dapat berkolaborasi dengan Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Dalam Negeri mendukung program magang inovatif ini. “Kami berharap, peserta program magang dapat menerapkan pengalaman penting ini untuk memperkuat reformasi dan pembangunan di Papua,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Huberta Motombri, peserta magang dari Bappeda Kabupaten Teluk bintuni mengungkapkan apresiasinya terkait pelaksanaan program tersebut. “Pada saat tahu bahwa saya terpilih, saya bangga dan senang sekali bisa memiliki kesempatan belajar yang akan bermanfaat untuk kami terapkan di instansi kami nanti,” tandasnya. 

Seusai magang, seluruh peserta akan kembali ke daerah asal untuk mengimplementasi rencana aksi yang telah dibuat pada akhir program dengan pendampingan dari Pusbindikatren Bappenas.

Pusat Pembinaan, Pendidikan, dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Kementerian PPN/Bappenas menginisiasi program magang/OJT (On the Job Training) sejak tahun 2003. OJT adalah program pengembangan SDM dengan menggunakan metode belajar sambil bekerja di institusi mitra yang terkait langsung dan tidak langsung di bidang perencanaan pembangunan. 

Pusbindiklatren Bappenas mengembangkan program OJT baik dari segi tema/topik, jenis, dan institusi mitra. OJT/Magang terdiri dari tiga jenis, yaitu: Reguler, Kolaborasi, dan Penelitian Kebijakan. Secara umum, program OJT bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ASN Perencana di bidang perencanaan pembangunan melalui pengalaman bekerja secara langsung di Kementerian PPN/Bappenas maupun institusi-institusi mitra lain yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung di bidang perencanaan pembangunan.

Sebagai informasi, USAID Kolaborasi merupakan sebuah program peningkatan kapasitas tata kelola pemerintahan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah di Provinsi Papua dan Papua Barat selama 5 tahun pada 2022 -2027. Program ini bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi pengelolaan dana Otonomi Khusus (Otsus) yang tepat sasaran sehingga dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya Orang Asli Papua (OAP).

USAID Kolaborasi merupakan program hasil desain bersama dengan Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri. Program ini mendapatkan pendanaan 10 juta dolar dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui United States Agency for International Deveploment (USAID). Implementasi program dilakukan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama INFID dan Yayasan Kitong Bisa (KBF).