Riset IMD: Daya Saing SDM RI 2023 Naik Empat Peringkat

Oleh : Nata Kesuma | Senin, 23 Oktober 2023 - 18:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, 19 Oktober 2023 – Tingkat daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia di dunia tercatat naik empat peringkat ke posisi 47 berdasarkan hasil riset IMD World Talent Ranking (WTR) 2023.

Kenaikan posisi Indonesia merupakan pencapaian signifikan dari posisi 51 pada 2022. IMD WTR 2023 membandingkan tingkat daya saing SDM di 64 negara dunia dengan mengevaluasi tiga faktor penentu: investasi dan pengembangan SDM, daya tarik bagi SDM asing, dan tingkat kesiapan untuk mempertahankan SDM di dalam negeri.  

Pandemi Covid-19 masih berdampak pada pemeringkatan SDM dunia tahun ini. Pasalnya, sejumlah negara di Asia Timur, Amerika Selatan, dan Asia Selatan dan Pasifik masih belum pulih ke era sebelum pandemi. Hal serupa terjadi di Indonesia yang sebelumnya berada di posisi 41 pada 2019. Sementara sejumlah negara di Eropa Barat, Amerika Utara, dan sebagian besar Asia Tengah telah pulih ke kondisi prapandemi.  

“Pandemi masih berdampak atas kualitas SDM, hal ini terbukti dari sebagian besar negara yang kami teliti belum berhasil kembali ke level sebelum pandemi,” jelas Profesor Arturo Bris Direktur World Competitiveness Centre (IMD) yang memproses riset WTR.  

Berdasarkan hasil penelitian WTR, Indonesia telah melakukan sejumlah perbaikan terkait tingkat investasi dan pengembangan SDM. Penerapan kerja magang (peringkat 10 dunia) dan prioritas pelatihan di tempat kerja (peringkat 14 dunia) berkontribusi mendongkrak kualitas kompetensi SDM Indonesia. 

Terkait dengan kemampuan Indonesia meretensi pekerja di dalam negeri, dua faktor pendukungnya lain adalah kecukupan ketersediaan tenaga kerja terampil (peringkat 13 dunia) dan daya saing manajer senior di Indonesia yang dinilai cukup baik (peringkat 12 dunia).  Sementara itu, indeks biaya hidup di Indonesia yang berada di peringkat 15 dunia menjadi faktor yang menarik minat tenaga kerja asing. 

Meski demikian, Indonesia masih harus melakukan pembenahan di sejumlah area. Salah satu faktor yang menjadi sorotan adalah peningkatan alokasi dana pendidikan. Pasalnya, anggaran pendidikan Indonesia saat ini masih di angka 3,2 persen dari total produk domestik bruto (PDB).

Di sisi lain, total anggaran pendidikan per siswa di Indonesia yang ada di angka US$1.383 atau sekitar Rp21,3 juta (kurs Rp15.387,85) pun tergolong rendah di banding negara lain. Alokasi dana pendidikan dan anggaran pendidikan per siswa perlu ditingkatkan karena keduanya menempatkan Indonesia di posisi ke-55 dari 64 negara dunia. 

Selain itu, jumlah keterlibatan tenaga kerja wanita di Indonesia pun perlu mendapat perhatian. Saat ini tenaga kerja wanita hanya menyumbang 35,57% dari total angkatan kerja. Imbasnya, Indonesia ada di peringkat 56 dari 64 negara dunia jika dilihat dari proporsi perempuan dalam angkatan kerja. 

“Indonesia perlu memperbaiki efisiensi bisnis dan pemerintahan untuk meningkatkan daya saing SDM. Peningkatan efisiensi ini bisa efektif dilakukan jika organisasi melakukan transformasi kepemimpinan,” Bris menuturkan. 

Manusia adalah inti dari setiap transformasi bisnis. Ketika organisasi dan perusahaan di Indonesia terus bertransformasi, para pemimpinnya pun mesti berubah. Pemimpin di era ini mesti memiliki kompetensi transformasi ganda (dual transformation) atau diistilahkan sebagai ambidextrous leaders. Mereka harus bisa memenuhi tuntutan yang saling bertentangan: meningkatkan keuntungan dan menjaga kesuksesan perusahaan jangka panjang.  

Menurut Profesor Afiliasi Kepemimpinan dan Organisasi IMD Ric Roi kemampuan kepemimpinan ambidextrous ini bisa dikembangkan dan disiapkan. Caranya dengan berinvestasi lewat pendidikan untuk para eksekutif serta memperluas wawasan dan paparan mereka terhadap berbagai fungsi dalam perusahaan, industri, dan negara.  

“Para pemimpin mesti didorong untuk mengambil peran, fungsi baru dan mempelajari berbagai pasar berbeda. Sehingga, para pemimpin ini bisa memiliki perspektif baru yang lebih luas,” terangnya dalam Media Roundtable Indonesia Management Transformation Forum (IDMTF) di Jakarta.  

Dengan ambidextrous leaders ini, organisasi bisa melakukan perubahan mendasar di perusahaan dengan teknologi. Sebab, transformasi digital berpotensi meningkatkan produktivitas dan daya saing organisasi di Indonesia dalam perekonomian global. 

“Untuk membangun kerangka strategis transformasi digital, para pemimpin harus terlebih dahulu mempelajari bagaimana alat digital, analitik, dan AI,” terang Misiek Piskorski, Profesor Strategi Digital, Analisis dan Inovasi, dan Dekan IMD Asia dan Oseania.  

Pemahaman mengenai transformasi digital membuat perusahaan bisa memilih dan memanfaatkan teknologi digital mana efektif digunakan dalam organisasi mereka. Mereka bisa mengetahui data apa yang harus dikumpulkan untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik.

Hingga mempertimbangkan bagaimana memanfaatkan solusi pembelajaran mesin dan AI generatif untuk melakukan transformasikan bisnis dan memberi nilai tambah bagi perusahaan.