Perpusnas Sukses Gelar PLM Nasional 2023 di Yogyakarta. Ini Harapannya

Oleh : Nina Karlita | Jumat, 22 September 2023 - 01:31 WIB

INDUSTRY.co.id - Yogyakarta - Sukses digelar Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Peer Learning Meeting (PLM) Nasional 2023, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono dukung penuh acara yang digelar di Yogyakarta.

Tanggal 21 September 2023, PLM yang merupakan  kegiatan sharing konowledge dan berbagi pengalaman dalam program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) ini resmi ditutup.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar mengatakan, kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) tahun 2023 diharapkan agar pelaku dan pengelola perpustakaan melalui Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) menjadi termotivasi melakukan inovasi dan kreativitas.

“Pasalnya melalui kegiatan ini dampak yang dirasakan masyarakat sudah sangat jelas sekali karena meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Deputi Perpusnas Adin Bondar, usai penutupan PLM Nasional tahun 2023 di Yogyakarta, Kamis (21/9/2023).

Dikatakannya, melalui literasi terapan yang kita lakukan melalui transformasi perpustakaan dari tahun 2018 -2023 saat ini, masyarakat yang termaljinalkan telah mendapatkan inside baru dalam kualitas hidupnya, sehingga banyak peserta melalui transformasi berbasis inklusi sosial ini mendapatkan pekerjaan baru dan juga usaha baru. 

“Melalui transfer of knowledge di perpustakaan desa, di ruang terbuka, mereka belajar kontekstual untuk keterampilan hidupnya dan berbagi pengalaman bagi warga desa,” paparnya.

Adin berharap, peserta yang hadir pada acara PLM di Yogyakarta yang hadir sebanyak 1100 peserta ini, akan bisa menjadi role model dan juga pendamping literasi bagi masyarakat. Bahkan diharapkan dampak melalui literasi ini baik persoalan kemiskinan ekstrim dan juga persoalan gizi buruk dan stunting yang mencapai 1,6 persen itu bisa dilakukan afirmasi dan persoalan bisa terselesaikan dengan cepat.

Hasil kegiatan PLM sejak tahun 2018 hingga 2023 itu secara faktual membuktikan banyak masyarakat yang tadinya tidak memiliki pekerjaan mendapat inside dan keterampilan baru sehingga merek mampu memproduksi.

Sedangkan Cost Benefit Ratio dari program ini adalah sebesar 2,30 yang artinya setiap Rp 1 (satu) cost yang dikeluarkan akan menghasilkan benefit sebesar Rp 2,30. Artinya ketika investasi Rp 1 untuk transformasi perpustakaan, akan mendapatkan reten of investment 2,3 kali lipat.

“Tapi karena lingkupnya masih kecil, ini memang dampak makronya belum kelihatan,” tegasnya. Dikatakan,  literasi bisa berdampak ke kebahagiaan. Dalam literasi of life dijelaskan literasi bisa membagun kebahagiaan. Ini perlu kita dorong” katanya.

Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus, Nani Suryani Nani Suryani juga mengucapkan selamat kepada para pemenang penghargaan sebagai bukti atas kinerja dalam mengelola Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

“Bagi yang belum berhasil menampilkan yang terbaik, jangan berkecil hati. Tetaplah terus berkarya dan bersemangat dalam melaksanakan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di lingkungannya masing-masing untuk berinovasi dan terus berkarya, tutup Nani.