Budaya Literasi Butuh Komitmen Bersama, Talkshow PLM Sebut Peran Perpustakaan Untuk Budayakan Minat Membaca

Oleh : Nina Karlita | Jumat, 22 September 2023 - 01:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Yogyakarta - Membudayakan literasi membutuhkan komitmen kuat dari semua lapisan. Perpustakaan yang bertransformasi menjadi upaya strategis untuk mendorong kesadaran berliterasi yang inklusif. 

Hal ini menjadi tajuk utama talkshow dalam Peer Learning Meeting Nasional 2023 dengan tema “Transformasi Perpustakaan untuk Masyarakat Literat yang Berbudaya” di Hotel Alana, Yogyakarta, Rabu (20/9/2023). 

Bagi Lektor Kepala Sekolah Tinggi Driyarkara Jakarta Augustinus, membaca merupakan hal yang menyenangkan. Namun secara umum, belum semua masyarakat Indonesia dapat merasakan kenikmatan dalam berliterasi.

Menurutnya, budaya membaca masyarakat Indonesia masih harus ditingkatkan. Di sinilah dibutuhkan peran besar perpustakaan, khususnya di pelosok desa, untuk membudayakan minat membaca.

“Dari membaca akan tercipta hal-hal baru. Bisa membantu untuk berkreativitas dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang,” ujarnya.

Agustinus menjelaskan, hal ini merupakan terbobosan yang bagus bagi perpustakaan di daerah. 

“Selain mencari buku yang berguna, tapi juga membantu untuk mengembangkan diri dengan menolong orang lain,” ucapnya. 

Sementara itu, Direktur Utama Penerbitan Gramedia Pustaka Utama Suwandi Sandiwan Brata menjelaskan, membaca seharusnya bukan untuk belajar saja. Tapi juga mengajak orang untuk melakukan hal yang sama.

“Kalau mengharapkan orang-orang membaca, saya harus memberi contoh dulu.  Motif saya tidak sekadar sendiri belajar. Tapi mempengaruhi sekitar untuk mengikuti kebiasaan saya. Kita harus melakukan itu,” ujarnya. 

Namun begitu, Suwandi mengaku sulit menerapkan hal itu kepada anak-anak. Pengaruh sesama anak dinilai lebih kuat dibandingkan mengikuti yang diajarkan orang tua mereka. 

“Saya kenal teman-teman anak saya. Lalu kenal juga orang tua mereka. Langkah pertama yang saya lakukan adalah memberikan informasi tentang buku bacaan yang bagus. Dengan harapan melakukan kegiatan literasi di rumah, dan dilihat anak-anak mereka,” bebernya.

Literasi, tegasnya, menjadi faktor pemersatu bangsa. Seperti para pendiri bangsa yang berasal dari latar belakang berbeda. 

“Ada yang dokter, insinyur, guru agama, tokoh partai, tokoh perjuangan dan lainnya. Mereka sama-sama suka membaca. Bahkan tokoh dunia seperti Bill Gates, Steven Jobs serta Oprah Winfrey juga melakukan hal yang sama,” jelas Suwandi.

Sementara itu, Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan pada Kementerian PPN/Bappenas Didik Darmanto menjabarkan pemerintah memiliki kebijakan dalam membudayakan literasi masyarakat di era digital di tengah disrupsi digital.

“Pentingnya literasi dan dikaitkan dengan upaya membentuk masyarakat berbudaya dan berkarakter, tentu saja memiliki peran. Literasi bukan saja kemampuan membaca dan menulis. Bukan pula hanya minat membaca saja. Tapi jadi bagian karakter pembentuk kebudayaan masyarakat,” ulasnya.