HKI Terapkan Inovasi Penanganan Tanah Lunak dalam Kerjakan Tol Indralaya-Prabumulih
INDUSTRY.co.id - Jakarta – PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI), anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero) masih melanjutkan pembangunan sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di tahun 2023, termasuk Jalan Tol Indralaya-Prabumulih. Pembangunan jalan tol ini melewati Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Muara Enim dan Kota Prabumulih.
Jalan Tol Indralaya-Prabumulih sepanjang 64,5 km didesain untuk kecepatan maksimal 100 km/jam. Struktur jalan tol terdiri dari konstruksi at grade dengan flexible pavement sepanjang 58 km dan sisanya merupakan konstruksi elevated berupa pile slab dan jembatan. Jalan tol ini memiliki dua simpang susun (interchange), yakni Interchange Indralaya dan Interchange Prabumulih.
Adapun inovasi yang diterapkan dalam proyek ini yakni penggunaan geofoam pada oprit jembatan.
Penggunaan geofoam bertujuan untuk menggantikan material timbunan di belakang oprit yang berat. Geofoam merupakan salah satu material geosintetik yang terbuat dari polimer Expanded Polystyrene dan Xtruded Polystyrene (XPS) yang mempunyai properti berat jenis yang lebih rendah dibandingkan material granular atau tanah.
“Dengan penggunaan geofoam, diharapkan meminimalisir penurunan oprit selama masa layanan jalan. Selain itu, keunggulan geofoam yakni mudah diaplikasikan, mutu yang mudah dikontrol, dan tidak terkendala dengan cuaca,” ujar Direktur Operasi III HKI Selo Tjahjono.
Pada area jembatan Kelekar yang lokasinya cukup sulit dijangkau crane, dilakukan girder erection dengan metode launcher. Metode launcher pada girder erection dipilih karena dimensi pierhead yang besar sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan crane.
Pada lokasi-lokasi tanah lunak, digunakan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading sebagai treatment. PVD merupakan salah satu bahan geosintetik yang berbentuk pita terdiri dari inti (core) dan selimut (jacket) yang dipasang secara vertikal dan berfungsi sebagai penyalur air dari bawah ke atas (vertikal).
Sedangkan preloading adalah salah satu jenis penanganan tanah lunak dengan cara memberikan beban berupa timbunan surcharge yang berfungsi sebagai pengganti beban perkerasan dan lalu lintas selama proses konsolidasi.
Dari sisi teknologi, HKI telah mengimplementasikan BIM (Building Information Modeling) secara komprehensif di Proyek Tol Indralaya-Prabumulih, mulai dari fase perencanaan hingga fase konstruksi. Dengan menggunakan BIM, proses konstruksi di lapangan menjadi lebih efektif dikarenakan perencanaan konstruksi yang matang dan detail sebelumnya, yang berujung mengurangi rework dan waste.
Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP juga telah diimplementasikan di Proyek Tol Indralaya-Prabumulih. Dengan menggunakan ERP-SAP, seluruh proses bisnis dapat dicatatkan secara real time sehingga memudahkan untuk mengambil keputusan.
Kualitas, keselamatan dan kesehatan kerja menjadi perhatian utama HKI dalam membangun jalan tol. Di tahun 2022 lalu, Tim Proyek Indralaya-Prabumulih HKI berhasil meraih penghargaan
Kecelakaan Nihil dari Kementerian Ketenagakerjaan RI atas periode kerja 2019-2021.
Adapun progres konstruksi Jalan Tol Indralaya-Prabumulih per Akhir Februari 2023 adalah 94,76%. Tol Indralaya-Prabumulih sendiri direncanakan dapat digunakan secara fungsional menjelang Idul Fitri tahun ini. Selain mengerjakan main road dan akses jalan tol, HKI juga tengah mempercepat pengerjaan rest area dengan mempercepat penyelesaian pekerjaan bangunan masjid dan toilet agar dapat digunakan sebagai fasilitas umum oleh masyarakat pengguna jalan tol pada musim mudik Lebaran tahun 2023.
Saat ini, HKI juga masih mengerjakan sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) lainnya seperti Jalan Tol Padang-Sicincin, Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan dan Jalan Tol Pekanbaru- Bangkinang. Untuk proyek non JTTS, HKI sedang mengerjakan proyek SMO Construction Services di PHR Riau, Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) di Pulau Jawa, dan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Ruas Gending-Besuki Seksi II