Wow, Lisa Zen Purba Mantap Jadi Pengusaha Tas
INDUSTRY.co.id-Jakarta- Dunia usaha tidak hanya dilakoni oleh kaum Adam, namun juga oleh kaum Hawa. Salah satunya adalah Maria Monalisa Zen.
Dia akrab disapa Lisa Zen Purba, sangat senang tas, sebelumnya punya usaha kantin dan _catering_ di rumah karena anaknya memang berkebutuhan khusus. Dulu sempat tinggal di Singapura, tapi pada 2008 kembali ke Jakarta.Â
"Karena saya kuliah di Jurusan Perhotelan, NHI, Bandung, saya jadi tertarik untuk bisnis di bidang kuliner. Di rumah saya di Kemang saya buat kantin sekaligus _catering_ dan cukup maju. Namun setelah tiga tahun, saya vakum karena saya merasa lelah berbisnis di bidang kuliner," kata Lisa di Jakarta belum lama ini.
Kemudian dia ambil sekolah pilates dan buka sanggar pilates di rumah. Sampai akhirnya memutuskan menjadi distributor tas Webe dari Semarang bersama beberapa rekannya. Mereka rajin ikut pameran sampai ke luar negeri, seperti Dubai, Abu Dhabi, London dan Los Angeles. Dari situ Lisa pun memutuskan untuk memiliki _brand_ tas sendiri.Â
"Saya lalu ambil sekolah mode di Esmod program kewirausahaan wanita. Saya belajar untuk membangun sebuah _brand_, maka lahirlah Wovlea pada 2015," jelas wanita kelahiran Bandung, 6 Juni 1970 ini.
_Brand_ tas Wovlea merupakan singkatan dari "Woven & Leather". Koleksi tas dari _brand_ ini memang memadukan antara kain tenun dan kulit. Saat itu Lisa membuka toko tas Wovlea di Dharmawangsa Square dan koleksinya sudah bisa masuk ke retail seperti Sogo, Metro, Central dan Lotte Avenue, serta sudah _go international_ di pasar New York dan Paris. Tapi ketika pandemi, apa yang Lisa rintis di Wovlea dan juga studio pilatesnya harus kandas.
"Toko tas tutup semua begitupun dengan studio pilates saya. Akhirnya koleksi tas Wovlea saya obral, sampai stok kosong tak bersisa," kata wanita yang pernah tergabung di âGerakan Ibu Asuh Tenunâ yang didirikan Ayu Heni Rosan, istri Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani ini.
Pandemi mereda, Lisa pun mulai mengembangkan kembali _brand_ tas Wovlea miliknya. Dia pun rajin berkeliling Nusantara mencari bahan baku tas Wovlea, seperti kain tenun dan kulit.Â
"Saya keliling ke Bali, Sumba, Labuan Bajo, Kupang, Waingapu dan kota-kota lainnya untuk mencari kain tenun. Puji Tuhan, respon terhadap tas Wovlea cukup bagus, laku keras di pasar. Beberapa istri duta besar membawa koleksi tas Wovlea ke negaranya," ungkap Lisa.
Namun wanita berdarah Batak ini mengaku tidak bisa memproduksi tas Wovlea terlalu banyak karena tergantung sekali dengan _mood_ pengrajin tasnya. Kalau _mood_ mereka lagi bagus, produksinya bisa banyak. Tapi sebaliknya kalau _mood_ sedang tidak bagus, produksi jadi terbatas.
"Maksimal dalam 1,5 bulan, produksi tas Wovlea sekitar 60 _pieces_. Sampai saat ini saya memiliki dua penjahit tas dan kedepannya akan terus bertambah," ujar Lisa lagi.
Ikut ATFH NYFW 2023
Di tahun 2023 ini Wovlea Bags Indonesia membuat satu gebrakan dengan mengikuti ajang âATFH NYFW 2023â, sebuah acara eksklusif _Fashion & Networking_ di New York, Amerika Serikat pada 9 â 14 Februari 2023 mendatang. Acara akbar ini akan dihadiri ribuan undangan yang berasal dari pelaku industri _fashion_, baik _buyers, retailers, designers_ dan _brand owners_.
"Tujuan saya ikut ajang ini adalah ingin membuka pasar Wovlea di luar negeri, khususnya Amerika Serikat. Produk tas Wovlea akan di_display_ selama 6 bulan di sana. Di usianya yang sudah 7 tahun, saya pikir Wovlea harus mulai ekspansi pasar luar negeri. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri kalau merek asli Indonesia seperti Wovlea bisa _go international_," kata wanita ramah ini.
Menurut Lisa bisa berkiprah di ajang ATFH NYFW 2023 ini adalah kesempatan langka, bukan hal yang mudah karena seleksinya yang begitu ketat. Aku Lisa, panitia di sana sangat terkesan dengan produk tas Wovlea karena ada sentuhan etniknya. Di ajang tersebut, Wovlea akan mendapat kesempatan tiga kali _show_ dan juga _display_ produk.Â
"Harapan saya yang utama, saya bisa memaksimalkan kesempatan ini untuk bisa tembus ke pasar New York dan juga bisa menggaungkan produk âBangga Buatan Indonesia" di sana," tutur Lisa.Â
Dia menambahkan keunikan dari _brand_ tas Wovlea yang lain adalah produk ini bisa menjadi contoh kualitas pengerjaan _handmade craft_ yang bisa diperhitungkan di pasar internasional.Â
"Dari segi pengerjaannya rapi, jahitannya sempurna, pemilihan _hardware_ juga sudah standar, serta model dan perpaduan warnanya sangat estetik sesuai selera pasar," ungkap pengusaha yang tergabung dalam organisasi Perempuan Indonesia Maju (PIM) dan KADIN ini.
Masukan Lisa untuk para pelaku UMKM _handmade craft_ di Indonesia kalau memang ingin naik kelas, ingi _go international_, maka harus memperhatikan kualitas produksi dan juga selera pasar. Satu hal lagi yang tak kalah penting adalah aktif di sosial media. Karena sosial media sekarang ini memegang peranan yang sangat penting.Â
Untuk tahun 2023 ini Lisa menargetkan bisa memproduksi 500 _pieces_ tas Wovlea dengan berbagai tipe. Dia juga akan mengembangkan model-model baru yang lebih trendi, seperti tas untuk laptop dan sebagainya. Lisa mengungkapkan dia memilih kain tenun yang menggunakan pewarna alami dan mengambil bahan baku dari UMKM-UMKM perempuan binaannya KADIN.Â
"Dari sekian banyak produk tas dari Wovlea yang paling diminati pasar adalah perpaduan tenun Sumba dan kulit. Kedepannya saya berminat untuk memadukan kain-kain nusantara lain dengan _leather_ seperti ulos Karo. Yang pasti tidak semua kain di Indonesia bisa dipadukan _leather_ untuk menjadi sebuah tas. Target saya memang untuk ekspor sehingga selera produknya harus selera internasional," tukas Lisa sambil menyebut kisaran harga tas Wovlea antara Rp 750 ribu hingga Rp 1.500.000 ini.