Bedah Ilmiah UIN: “Terjajah” Oleh Elon Musk?

Oleh : Herry Barus | Senin, 24 Oktober 2022 - 11:22 WIB

INDUSTRY.co.id -Jakarta- Dewan Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan kegiatan Bedah Ilmiah UIN yang memperlihatkan sisi buruk dari industri kendaraan listrik seperti Tesla yang dikomandoi CEO Elon Musk. Ternyata, industri hijau ini tidaklah benar-benar mendapatkan nikel bersih dari Indonesia.

Melalui film From Dreams to Dust (2022), pakar dokumenter Stephanie Tangkilisan, B.A., M.A. yang diundang sebagai pembicara memaparkan tiga dampak utama yang dirasakan oleh Pola, yakni seorang penduduk Tapunggaeya, Sulawesi Selatan, yang kini bekerja sebagai sopir truk untuk perusahaan pertambangan nikel.

“Akhirnya orang-orang tahu kalau mobil listrik itu ada cost (lingkungan dan sosial) yang harus dibayarkan ,” ungkap Stephanie kepada para peserta Bedah Ilmiah UIN.

Pertama, kebanyakan penduduk yang dulunya nelayan terpaksa beralih kerja ke pertambangan. Padahal, pekerjaan di pertambangan memiliki risiko bahaya lebih tinggi. Ini membuat para kepala keluarga ini lebih rentan jadi korban kecelakaan kerja.

Kedua, batu-batu besar akibat tambang kini mengisi garis pantai. Ini membuat para nelayan kesulitan untuk melaut. Pasir pantai yang dulu putih kini berubah warna menjadi merah.

Bahkan, perusahaan melarang penduduk masuk dan menghentikan nelayan yang melaut. Tidak jarang, pihak keamanan menangkap nelayan-nelayan yang memasuki area.

Ketiga, ini berdampak pada kehidupan sehari-hari warga. Siswa-siswi harus merasa was-was soal banjir dan tanah longsor bila turun hujan deras. Selain itu, debu pasir kerap masuk ke dalam rumah penduduk ketika angin laut berhembus ke daratan.

Selain ancaman bencana dan polusi pasir, sumber air yang digunakan oleh penduduk juga terkontaminasi. “Orang mau masak itu buras, penuh lumpur itu airnya,” cerita Pola dalam cuplikan film tersebut. Berbagai kesulitan yang dialami Pola menunjukkan ironi bahwa industri hijau seperti kendaraan listrik ternyata tidaklah sebersih itu. Padahal, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) kerap mendorong kendaraan listrik sebagai solusi perubahan iklim.

Tesla yang dikomandoi Elon Musk kini ingin memperbanyak produksi dan membutuhkan nikel dalam jumlah besar, khususnya dari Indonesia. Jokowi sendiri sempat mengundang Musk untuk berinvestasi di Indonesia.

Stephanie sebagai bagian dari EST juga kerap membuat dokumenter terkait kondisi masyarakat Asia. “Suara-suara Asia seperti Indonesia ini akhirnya terdengar di luar, apalagi di tengah maraknya Asian hate,” ujar Presiden Mahasiswa UIN Jakarta Muhammad Abid Al Akbar saat membuka Bedah Ilmiah UIN.

Film dokumenter From Dreams to Dust yang digunakan Stephanie untuk mengungkap dampak pertambangan nikel ini juga telah memenangkan Yale Environment 360 Film Contest 2022.

Film ini akan ditayangkan secara premiere (perdana) di festival film ternama DOC NYC, festival film terbesar di AS, pada tanggal 9 November 2022 (secara online) dan 11 November 2022 (secara langsung).

Pembuatan film dokumenter ini sendiri melibatkan Stephanie sebagai director yang merupakanseorang filmmaker berpengalaman yang memperoleh gelar M.A. dalam spesialisasi dokumenter dari Columbia University Graduate School of Journalism.

Co-director film ini adalah fotografer ternama, Muhammad Fadli, yang memenangkan Paris Photo-Aperture Foundation Photobook of the Year Awards.

Memiliki tujuan untuk menjadikan Asia sebagai standar yang perlu didengarkan dunia, EST yang berbasis di AS telah membuat video dan dokumenter yang menyuarakan aspirasi negaranegara Asia, seperti Jepang dan India.

Di penghujung acara, selain berterima kasih atas misi EST untuk Asia, TikToker Rian Fahardhi yang turut menjadi pembicara memberikan komentarnya atas pemaparan Stephanie.

“Pemerintah mendorong kendaraan listrik untuk solusi atas efek gas rumah kaca. Tapi, buat apa kalau banyak persoalan mendasar seperti ini belum selesai?” tanya Rian kepada pemerintah atas ironi ini. (*)