Lima Juta Wisman Diharapkan Sukseskan Wisata Halal
Oleh : Herry Barus | Sabtu, 08 Desember 2018 - 14:00 WIB
Menpar Arief Yahya (Foto: Kemenpar)
INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Pariwisata menargetkan mampu menjaring lima juta wisatawan mancanegara dari segmen wisata halal pada 2019 atau sekitar 25 persen dari keseluruhan target 20 juta wisman pada 2019.
"Tahun depan ami mentargetkan 5 juta wisatawan halal tourism dunia atau tumbuh 42 persen dari tahun ini sekitar 3,5 juta. Target kunjungan wisman halal tourism itu mencapai 25 persen dari target 20 juta kunjungan wisman," kata Menpar Arief Yahya dalam peluncuran Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Jumat (7/12/2018)
Pada kesempatan itu, ia mencanangkan dua target wisata halal pada 2019 yakni mencapai pertumbuhan tinggi (sustainable growth) dan berada di ranking pertama sebagai destinasi pariwisata paling ramah terhadap wisatawan muslim dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI). Menpar Arief Yahya menjelaskan, pertumbuhan tinggi pariwisata halal Indonesia sangat diperlukan untuk menyakinkan pelaku bisnis terhadap bisnis halal tourism di Tanah Air yang memiliki 3S menarik; size marketnya lebar, sustainable growth-nya tinggi, dan spread labanya besar. "Selama ini kita selalu kalah dengan pesaing dari negara tetangga kita baik dari size dan growth-nya," kata Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, Indonesia menargetkan menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia 2019.
"Kita tahun depan ingin menjadi ranking pertama sebagai destinasi pariwisata paling ramah terhadap wisatawan muslim dunia versi GMTI. Saat ini kita di peringkat ke-2 bersama-sama dengan Uni Emirat Arab, sedangkan sebagai peringkat pertama adalah Malaysia," kata Arief Yahya Arief.
Ia mengatakan, dengan naiknya Indonesia berada di peringkat pertama akan memudahkan kita dalam merebut pasar wisata halal global yang diproyeksikan jumlah pengeluarannya mencapai 220 miliar dolar AS pada 2020.
Crescent Rating & Halal Trip Fazal Bahardeen mengatakan, Indonesia mempunyai peluang besar untuk mewujudkan itu.
"Melihat keindahan alam dan kekayaan budayanya, pariwisata menawarkan peluang pertumbuhan yang besar bagi Indonesia. Dengan posisinya sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki infrastruktur inti dan juga lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan muslim," katanya.
Direktur Mastercard Indonesia Tommy Singgih mengatakan, Indonesia secara konsisten berusaha meningkatkan posisinya di GMTI.
"Bila pada 2015 berada di peringkat 6 dunia, tahun 2017 meningkat di peringkat 3, dan 2018 berada di peringkat ke-2 bersama-sama dengan Uni Emirat Arab, katanya. Konsistensitas ini terus berlanjut dalam upaya menuju peringkat pertama. Untuk ini Kemenpar bekerja sama Crescentrating Mastercard meluncurkan program IMTI untuk menentukan peringkat destinasi wisata halal di Indonesia yang paling ramah terhadap wisatawan muslim dengan kriteria yang ditetapkan sebagaimana yang digunakan oleh Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) yang menggunakan kreteria ACES (Access, Communications, Environment and Services).
Ada 10 provinsi yang termasuk dalam indeks (IMTI) tahun ini yakni Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Lombok (Nusa Tenggara Barat).
Dari 10 destinasi tersebut IMTI menetapkan Lombok berada diperingkat pertama kemudian diikuti Aceh, dan Jakarta. Selanjutnya Sumbar, Yogya, Jabar, Jatim, Jabar, dan Sulsel. Menurut laporan GMTI 2018 pengeluaran wisatawan muslim global diproyeksikan mencapai 220 miliar dolar AS pada 2020 dan diperkirakan akan tumbuh lebih dari 80 miliar dolar AS sehingga mencapai 300 miliar dolar AS pada 2026. Pada 2017 ada 131 juta kedatangan pengunjung Muslim secara global atau naik dari 121 juta pada tahun 2016, sedangkan tahun 2020 diproyeksikan tumbuh menjadi 156 juta atau mencapai 10 persen dari segmen perjalanan.
Komentar Berita