Entrepreneur University, Apa Ukurannya? (Bag 1)

Oleh : Nandi Nanti | Minggu, 07 Januari 2018 - 09:43 WIB

GITA Erasmus (President University) - foto Dok INDUSTRY.co.id
GITA Erasmus (President University) - foto Dok INDUSTRY.co.id

INDUSTRY.co.id -Cikarang, Banyak perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang mengklaim institusinya sebagai Entrepreneur University.

Namun, kalau ditanya apa ukurannya, jawabannya kerap kali tak terlalu jelas. Salah satu indikator yang paling sering diajukan adalah banyaknya lulusan yang menjadi wirausahawan. Berapa banyak?

Jika merujuk beberapa PT di luar negeri, jumlahnya lumayan banyak. Mengutip data Financial Times (2015), ada 46% alumni MBA dari Babson College di Amerika Serikat (AS) yang begitu lulus langsung membuka usaha sendiri.

Angka ini melonjak hampir tiga kali lipat ketimbang tahun 2012 yang hanya 17%.

Potret serupa juga terjadi pada berbagai PT lainnya. Misalnya, di Ipade Business School di Mexico City, Meksiko, sebanyak 46% lulusannya langsung mendirikan startup. Ini berarti tumbuh hampir 70% ketimbang tahun 2012 yang hanya 6%.

Atau di Stanfords Graduate School of Business yang begitu lulus langsung, 34% alumninya (tahun 2012 baru 14%) langsung membuka usaha sendiri.

Begitu pula dengan di Harvard Business School (28% pada 2015 berbanding 6% untuk tahun 2012), Oxford (27% - 10%), MIT Sloan (26% - 8%), London Business School (25% - 5%), dan sejumlah PT lainnya.

Jadi rata-rata lulusan MBA yang langsung mendirikan usaha sendiri sejak tahun 2012 hingga 2015 tumbuh lebih dari tiga kali lipat.

Apakah ini ukuran Entrepreneur University? Atau, adakah parameter lain yang bisa digunakan guna mengukur sudah seberapa jauhkah suatu PT mengembangkan potensi untuk melakukan inovasi dan kewirausahaannya?

Untuk menjawab sebagian dari pertanyaan tersebut, University of Gloucestershire (UoG), Inggris, bekerja sama dengan President University (PresUniv) menyelenggarakan workshop yang membahas soal ini.

Topiknya Growing Indonesia a Triangular Approach (GITA). Workshop yang diselenggarakan di Hotel The Cellecton, Cikarang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu itu, melibatkan tujuh PT dari Indonesia dan tiga dari Eropa.

Mereka adalah President University, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya dan STIE Malangkucecwara, Universitas Negeri Semarang Jawa Tengah; Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Islam Indonesia.

Adapun PT yang berasal dari luar negeri adalah Dublin Institute of Technology (Irlandia), Fachhochschule des Mittelstands (Jerman), dan The University of Innsbruck (Austria).

Dikatakan Adhi Setyo Santoso, Direktur SetSail Biz Accel, sebuah inkubator bisnis di bawah PresUniv, GITA dapat dipergunakan untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa, lulusan, dosen dan civitas academica PT dalam mengembangkan Entrepreneurial University.

"Ini penting agar PT dan setiap organisasi mampu menghadapi perubahan-perubahan yang semakin cepat dan disruptif," imbuhnya.

Sementara, Nadine Sulkowski dari UoG mengemukakan bahwa di Indonesia dengan populasi lebih dari 260 juta, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dukungan untuk startup masih terfragmentasi.

"Ini memerlukan pendekatan yang lebih terkoordinasi dengan melibatkan dunia pendidikan, pemerintah dan kalangan industri guna membangun kapasitas kewirausahaan," jelasnya.

Lalu bagaimana GITA dapat menjembatani upaya-upaya PT untuk menjadi Entrepreneur University yang sebenarnya, tak hanya sekadar klaim yang tanpa dasar? Ikuti tulisan selanjutnya, (Bag II).

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Penandatanganan kerja sama KMP Aryadhana dan FPT Indonesia.

Sabtu, 18 Januari 2025 - 15:32 WIB

Kolaborasi KMP Aryadhana dan FPT Indonesia Dorong Inovasi Teknologi dan Pendidikan

Kemitraan KMP Arya Dhana Wisesa denham FPT Indonesia berfokus pada pengembangan teknologi dan pendidikan, memperkuat komitmen keduanya dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Direktur Utama BRI Sunarso saat mengunjungi Desa BRILiaN Ketapanrame di Kec. Trawas, Kab. Mojokerto, Provinsi Jawa Timur bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat RI Muhaimin Iskandar dan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo.

Sabtu, 18 Januari 2025 - 14:27 WIB

Menko Pemberdayaan Masyarakat RI Apresiasi Peran BRI Memperkuat Pembangunan Desa melalui Program Desa BRILiaN

BRI terus menunjukkan komitmen dalam meningkatkan economic dan social value kepada masyarakat melalui program pemberdayaan Desa BRILiaN. Program yang dimulai sejak tahun 2020 ini tercatat telah…

Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri bersama Wirausaha Muda Mandiri

Sabtu, 18 Januari 2025 - 13:13 WIB

Bank Mandiri Gelar Puncak Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2024

Bank Mandiri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan minat wirausaha dan mendorong pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia melalui Wirausaha Muda Mandiri…

Foto (Ist), Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan inisiatif ini disebut sebagai Program Transforming the Cocoa Sector in Indonesia through Value Addition for Smallholders (TRACTIONS). Untuk mendiseminasikan program-programnya, Kemenperin dan TRACTIONS menggelar lokakarya nasional pada Rabu (15/1) lalu.

Sabtu, 18 Januari 2025 - 08:44 WIB

Simak! Upaya Kemenperin Perkuat Daya Saing Kakao RI

Kementerian Perindustrian mendukung dan memfasilitasi kolaborasi dalam upaya memperkuat daya saing kakao Indonesia di pasar domestik maupun global. Kolaborasi ini diwujudkan melalui inisiatif…

Ilustrasi Foto(Ist): Foto udara industri pengolahan (smelter) nikel di kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Desa Lelilef, kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Minggu (7/7/2024).

Sabtu, 18 Januari 2025 - 08:21 WIB

Simak! Pernyataan Sikap Pengusaha Industri Nikel Atas Kebijakan PP Devisa Hasil Ekspor

Kebijakan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pengelolaan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (SDA) tengah menjadi topik perdebatan, terutama…