Kadin Apresiasi Optimalisasi Pelabuhan Peti Kemas
Oleh : Ridwan | Senin, 13 November 2017 - 07:45 WIB
Carmelita Hartoto, Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) (Foto Ist)
INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kadin Indonesia mengapresiasi upaya Kementerian Perhubungan melaksanakan optimalisasi di pelabuhan peti kemas untuk meningkatkan daya saing nasional menghadapi persaingan global.
"Kami mengapreasiasi setiap langkah pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, dalam upaya mendorong optimalisasi dan kelancaran pelayanan di pelabuhan," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan, Carmelita Hartoto, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (12/11/2017)
Namun, menurut dia, upaya Kemenhub ini harus bisa dilaksanakan sepenuhnya oleh pelaksana di lapangan. Ada beberapa sorotan dalam pelayanan terhadap petikemas pada pengiriman ekspor impor. Terutama pada penerapan Indonesia National Single Window (INSW) yang perlu terkoordinir dengan baik, atau tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh kementerian dan lembaga.
Sejauh ini, kata Carmelita, INSW dirasa belum benar-benar terintegrasi, sehingga sering saling menyalahkan sistem siapa yang belum benar-benar berjalan baik. Di sisi lain, penerapan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) perlu dijamin untuk memastikan kelancaran perizinan berjalan baik, untuk menghindari kesimpangsiuran perizinan di pelabuhan.
"Sistem online pada pelabuhan-pelabuhan utama kami dukung. Misalnya, penerapan Inapornet yang perlu terus dioptimalkan. Jangan sampai sistem mengalami gangguan dan menghambat operasional kapal," katanya.
Kemenhub berupaya untuk mengoptimalkan aktvitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok terutama di sejumlah pelabuhan petikemas yakni PT Jakarta International Container Terminal (JICT), New Priok Container Terminal One (NPCT1), Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, dan Terminal Mustika Alam Lestari (MAL).
Sebagai hasil optimalisasi pelabuhan, Terminal Peti Kemas (TPK) Koja menargetkan di penghujung 2017 throughout menyentuh 1 juta TEUs (Twenty Foot Equivalent Units). Hal ini tidak berlebihan bila mengacu pada throughput selama Januari sampai Agustus 2017 yang telah mencapai 654.677 TEUs.
TPK Koja yang melakukan kerja sama operasi (KSO) bersama PT Pelabuhan Indonesia II dan Hutchison Port Indonesia diharapkan mampu meraih produktivitas sebesar 1 juta TEUs dalam kinerja operasional setahun.
Komentar Berita