2017, Multistrada Arah Sarana Anggarkan Dana Belanja Modal US$35 Juta
Oleh : Abraham Sihombing | Jumat, 09 Juni 2017 - 17:23 WIB

PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) (Foto Ist)
INDUSTRY.co.id - Jakarta – PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mengalokasikan dana belanja barang modal (capital expenditure/Capex) sebesar US$35 juta untuk 2017. Seluruh dana belanja modal yang berasal dari pinjaman akan digunakan untuk meningkatkan produksi ban sepeda motor bermerek Corsa.
“Sepanjang Januari-Maret 2017, perseroan telah merealisasikan capex sebesar US$9 juta, atau sudah mencapai sekitar 25,71% dari target capex tahun ini,” ujar J. Sukarman, Wakil Direktur Utama MASA, kepada INDUSTRY.co.id usai acara paparan publik di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Jumat (09/06/2017).
Sukarman mengemukakan, perseroan hingga kini masih akan terus meningkatkan volume produksi ban sepeda motor. Pasalnya, hingga akhir 2016 lalu sekitar 16% dari penjualan konsolidasi perseroan dikontribusikan oleh penjualan ban sepeda motor yang umumnya dijual di pasar domestik. Untuk mempertahankan volume penjualan sepeda motor di pasar domestik, perseroan berupaya untuk mensponsori tiga kesebelasan sepak bola di Liga I Indonesia dan 10 kesebelasan di Liga II Indonesia.
Sementara itu, demikian Sukarman, sekitar 81% dari penjualan konsolidasi perseroan dikontribusikan oleh penjualan ban mobil yang pada umumnya diekspor ke berbagai negara, termasuk Perancis dan Korea Selatan. Sisanya sekitar 3% disumbang dari penjualan berbagai jenis ban lainnya, termasuk ban forklift.
Sukarman menuturkan, tingginya persentase kontribusi penjualan ekspor ban mobil terhadap penjualan konsolidasi perseroan mendorong manajemen MASA untuk membuka pasar tujuan ekspor baru ke Korea Selatan dan Perancis.
“Kami menjajaki pasar di Korea Selatan dengan melakukan kerjasama dengan sebuah pemain ritel di negeri ginseng tersebut. Sementara itu, kami juga melakukan penetrasi pasar di Perancis setelah menjadi sponsor bagi klub sepakbola Paris Saint German (PSG),” papar Sukarman.
Sukarman mengakui, kinerja bottom line perseroan pada triwulan pertama 2017 masih terlihat negatif alias mengalami kerugian. Hal tersebut terjadi karena kenaikan harga bahan baku serta ketatnya persaingan di pasar ban global. Sementara itu, perseroan juga masih memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran beban bunga bank.
“Kenaikan harga bahan baku ban tidak serta merta dapat menaikkan harga jual ban di pasaran global. Itu sudah menjadi sifat dari bisnis penjualan ban di pasaran internasional. Jadi kenaikan harga ban biasanya akan terjadi setelah terjadinya kenaikan harga bahan baku. Tetapi sebaliknya, penurunan harga bahan baku dapat langsung menekan harga jual ban,” pungkas Sukarman. (Abraham Sihombing)
Baca Juga
3 Tahun Perjalanan NeutraDC, Perkuat Inovasi Infrastruktur Digital…
NeuCentrIX Cirebon Perkuat Digitalisasi RS Dadi Keluarga Ciamis
CDN Net Manfaatkan Layanan NeuCentrIX Telkom di Cirebon
Telkom Hadirkan Solusi Digital untuk Tingkatkan Daya Saing BPD
Kolaborasi Admedika dan Great Eastern Life Indonesia Luncurkan AdClaim…
Industri Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 - 12:27 WIB
Dari Ketidakpastian Menjadi Pengaruh: Bagaimana Perempuan di Bidang Teknologi Merevolusi Masa Depan?
Seperti yang pernah disampaikan Michelle Obama, "Tidak ada batasan untuk apa yang dapat kita capai sebagai perempuan." Perempuan telah membuat kemajuan luar biasa selama abad terakhir dan meninggalkan…

Senin, 10 Maret 2025 - 12:22 WIB
Miris! Sritex dan 60 Perusahaan TPT Tutup Akibat Regulasi Pro Impor
Kalangan pertekstilan nasional meminta pertanggung jawaban pemerintah atas terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan penutupan 60 perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT), termauk yang…

Senin, 10 Maret 2025 - 11:48 WIB
P&G Indonesia Perkuat Komitmen Ciptakan Lingkungan Setara dan Positif Gender Melalui Program We See Equal
Mmelalui program We See Equal (WSE), P&G Indonesia berupaya menciptakan akses setara terhadap pendidikan, perlindungan, dan kesempatan bagi perempuan dan anak-anak perempuan.

Senin, 10 Maret 2025 - 11:40 WIB
KEK Kendal Dorong Indonesia Jadi Pemain Utama Kendaraan Listrik dan Industri Renewable Energy di Kancah Global
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal semakin memperkuat posisinya sebagai pusat industri strategis di Indonesia dengan berkontribusi signifikan terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik…

Senin, 10 Maret 2025 - 10:37 WIB
Catat Pertumbuhan Laba Inti Rp 593,1 Miliar di 2024, DRMA Siap Kembangkan Ekosistem EV
Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), menunjukkan ketahanan yang baik dalam menghadapi tantangan industri otomotif nasional.
Komentar Berita